Ia
adalah bagian dari tulang rusukmu, Ia adalah belahan jiwamu, Ia adalah
tawanan di tanganmu, Padanya sumber ketenangan, cinta kasih dan
ketentraman karena demikanlah Allah menciptakannya untukmu, Ia adalah
pakaian bagimu, dan yang terutama dan utama ia adalah amanah yang Allah
berikan untukmu,�Bagaimanakah engkau memperlakukan amanah itu?? �
Terlalu
banyak wasiat tersebar untuk para istri seakan islam adalah agama yang
hanya mengutamakan para suami dan kaum lelaki. Padahal tidaklah
demikian,islam membela kaum wanita memuliakan dan mengangkat derajat
mereka.Wanita adalah orang yang di sucikan, ibu para ulama, ibu para
panglima, dan ibu para pembesar, Bukankah ia adalah ibu Umar,ibu
Anas,ibu Umar bin Abdil Aziz, ibu imam Ahmad, ibu imam Syafi�i, ibu
Shalahudin,ibu Ibnu Taymiyah, ibu Ibnul Qayyim dan yang lainnya?? Untuk para suami risalah ini kutulis sebagai penyejuk hati bagi kaum wanita dan para istri.
Wahai
hamba Allah yang bertakwa,�berbahagialah dan bersyukur pada-Nya atas
nikmat istri yang Allah karuniakan kepadamu.Dengannya terjagalah jiwa
dan tubuhmu dari melakukan hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketika
habis masa bulan madumu,�tiba-tiba kini engkau tidak lagi memiliki
waktu. Waktu untuk bergurau dan bercengkrama dengan istri tercinta. Bila
sang istri meminta, maka kaupun berkilah betapa lelah dan penatnya
hari-harimu disibukkan dengan pekerjaanmu. Rumah hanya menjadi hotel
untukmu, datang dan pergi sesuka hatimu, Ketika kepalamu menyentuh
bantal engkau mendengkur laksana tiada orang lain di sisimu.
Seakan
engkau lupa bahwa sumber teladan kita adalah manusia yang paling sibuk
diatas muka bumi pada waktu itu. Beliau memiliki lebih dari 4 orang
istri, dan lihatlah dalam sejarah adakah diantara istri- istrinya lepas
dari pengawasan beliau? Adakah yang mengeluhkan tentang kesibukan
beliau? Beliau shalallahu alaihi wassalam ditimpa berbagai macam
persoalan umat dan masalah yang sekiranya diletakkan (dibebankan) kepada
banyak orang, niscaya mereka tak akan sanggup mengembannya. Tapi
lihatlah ketika sahabat bertanya kepada Aisyah radhiyallahu anha: �bagaimana sikap Rasulullah bila menemui kalian?� Ia menjawab: �Beliau masuk dengan tertawa dan tersenyum�.Seakan
tidak ada beban di pundak beliau yang mulia, seakan beliau tidak
memiliki beban dan persoalan yang berat. Sehingga istri-istri beliau
merasa nyaman dan senang bercanda dengan beliau.Dalam kitab Bukhari bab
Al-Adab, Zaid bin Tsabit berkata tentang Rasulullah : suka bercanda dengan istrinya, dihormati diluar rumah�Tentu
berbeda, sebagian suami kita temukan mereka suka bercanda dan tertawa
dengan teman-temannya akan tetapi cemberut dan bermuka masam terhadap
keluarganya di rumah.
Wahai para suami Rasulullah telah bersabda: �Sesungguhnya istrimu memiliki hak atasmu�(dikeluarkan
oleh Muslim 3652, Ahmad 26917, Abu Dawud 2285). Istri adalah wanita
yang lemah lembut, menginginkan kasih sayang, cinta kasih, keramahan dan
kebajikan. Karena itu hendaklah suami senantiasa bertakwa kepada Allah
dalam menghadapi istri dengan memberikan kasih sayang, kelembutan,
kesetiaan dalam menjaganya, memberinya nafkah sesuai dengan kemampuan
suami, pakaian dan janji setia. Sebagaimana yang dikumandangkan oleh
beliau pada haji Akbar(dalam hadits yang sangat panjang) yaitu ketika
mengumumkan hak-hak wanita dan hak seluruh manusia, beliau bersabda: Allah,
Allah, pada wanita karena mereka itu adalah tawanan disisi kalian. Dan
saling berpesanlah agar berlaku baik terhadap wanita�(hadits riwayat Tirmidzi, hasan shahih)
Adalah
Aisyah ketika ditanya tentang perilaku Rasulullah yang paling membekas
dan berkesan dikalbunya sepeninggal beliau maka ia hanya mampu
meneteskan airmata seraya berkata: Semua sikap dan perilakunya mengesankan bagiku
( kaana kullu amrihi �ajabani). Bagaimana tidak Rasulullah seakan
selalu punya waktu untuknya. Rasulullah pernah mengajaknya berlomba
lari, beliau Shalallahu alaihi wassalam pernah kalah dan pada kesempatan
yang lain beliau memenangkannya sehingga beliau tertawa seraya berkata:
�Ini adalah pembalasanku dari kekalahanku yang dulu�. Adakah hal
ini dicontoh oleh para suami? Tidaklah harus di lapangan atau dijalan
raya cukuplah ketika tidak ada orang lain dirumah kita bisa
melakukannya.
Justru
yang sering kita dengar dan membuat hati ini miris dan berduka, istri
yang lari ketakutan karena dikejar-kejar suaminya yang sedang marah,
yang dimana jika kita bertanya bagaimana keadaan rumah tangganya,
tiba-tiba airmata yang keluar, tampak kesedihan dan kebencian
diwajahnya. Yang hadir adalah rasa takut, jengkel, duka dan lara bila
mendengar suaminya di sebut. Sebab yang tergambar dalam benaknya adalah
masa-masa yang penuh penderitaan, penganiayaan, dan duka nestapa yang
dijalaninya bersama suaminya.Tidakkah para suami membaca hadits ini?
Dari Abu Hurairah, dia berkata: �Rasulullah bersabda: Orang mukmin
yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang
yang paling baik diantara kalian ialah yang paling baik terhadap
istrinya� (HR.Tirmidzi, Ibnu Hibban, hadits hasan shahih). Dalam suatu lafazh dari hadits Aisyah di sebutkan: �Yang paling lemah lembut diantara mereka terhadap keluarganya� (HR. Tirmidzi dan Hakim).Dalam riwayat lain, juga dari Aisyah disebutkan:
�Yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik terhadap
keluarganya dan aku adalah yang paling baik di antara kalian kepada
keluargaku� (HR. Ibnu Hibban dalam kitab Sahihnya).
Ironis
memang, dan inilah yang penulis dapati bahkan telah menjadi slogan di
negri ini (Saudi Arabia) 3 hal yang senang dilakukan sebagian kaum
lelaki disini pertama senang bergonta-ganti telpon genggam (HP) kedua
mereka senang bergonta-ganti mobil dan yang ketiga mereka senang
bergonta-ganti istri,�waliyyadzubillah. Kepada Allah kita memohon
pertolongan, istri bagi mereka disamakan dengan telepon genggam dan
mobil. Mereka tidak berusaha mengurus rumah tangga dengan baik.
Kecenderungan mereka adalah bersenang-senang dengan para wanita serta
mencari kenikmatan dari setiap wanita, sehingga hal itu menjadikan
mereka sering melakukan thalak dan nikah.Padahal Rasulullah telah
bersabda: Aku tidak menyukai laki-laki yang senang mencicipi wanita dan wanita yang senang mencicipi laki-laki� (HR. Thabrani dan Daruquthni). Semoga Allah memberi mereka hidayah dan menunjuki mereka kejalan yang lurus, amin.
Hal
lain yang sering dilakukan para suami adalah seringnya mereka memukuli
para istri ketika mereka sedang emosi atau marah. Mereka beralasan
dengan memukul istri maka istri mereka akan takut kepada suami, suami
menjadi berwibawa. Padahal bila mereka mau sedikit melirik kepada
Rasulullah, beliau adalah manusia yang paling berwibawa akan tetapi
tidak pernah ditemukan beliau memukul istri-istrinya tangan beliau hanya
digunakan untuk memukul musuh-musuh Allah. Wahai para suami yang senang
memukuli istri takutlah kepada Allah dan camkanlah hadits berikut ini:
Dari Muawiyah bin Haidah dia berkata:�Aku bertanya,�Wahai Rasulullah apa
hak istri salah seorang diantara kami atas dirinya?� Beliau menjawa:�Hendaklah
engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika
engkau mengenakan pakaian, janganlah memukul muka, janganlah engkau
berdoa agar Allah memburukannya dan janganlah engkau menghindarinya
kecuali di dalam rumah� (HR.Abu Dawud dan Ibnu Hibban) dan juga sabda beliau: �Berlemah lembutlah terhadap wanita� (HR. Bukhari {no.6018,6059,6066} dan Muslim {no.5989, 5992})
Wahai
para suami,�.setiap rumah tangga tentu mempunyai problema, karena
memang demikianlah sebagai ujian dan cobaan bagi hamba-hamba-Nya yang
beriman.Sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga dituntut untuk
pandai dan cermat menyiasati apa yang terjadi diantara hubungan mereka
berdua. Kelapangan hati untuk meredam emosi akan membawa pada kebaikan
dan keindahan. Kehalusan sikap akan mencairkan hati yang beku dan
melunakkan gunung yang keras.Lihatlah bagaimana Rasulullah dalam
menghadapi kemarahan Aisyah, beliau justru tersenyum menghadapi hal itu
dengan penuh kesabaran dan keagungan. Atau engkau bisa melihat kepada
Umar bin khattab amirul mukminin ketika sahabat datang ingin mengadukan
perihal istrinya justru ia mendapati suara istri Umar lebih tinggi dan
nyaring dibandingkan dengan suara Umar.Karena Umar adalah seorang yang
bijak, maka ia berkata: �Kehidupan itu harus ditempuh dengan cara
yang ma�ruf. Ia adalah istriku.Ia membuatkan untukku roti, mencucikan
pakaianku dan melayaniku. Jika aku tidak berlemah lembut padanya maka
kami tidak akan hidup bersama�. Tidakkah engkau menyimak perkataan
Umar?? Semoga Allah meridhainya beliau adalah seorang Amir al-Faruq yang
tegas dan berwibawa yang ditakuti musuh-musuhnya bahkan iblispun takut
berpapasan dengannya.Lihatlah bagaimana ia lemah lembut dan mengalah
terhadap kemarahan istrinya.Atau sejenak engkau berkaca pada Ali, dalam
hadits shahih, rasulullah datang kerumah Fatimah putrinya untuk
menanyakan padanya tentang Ali radhiyallahu anhu. Lalu Fatimah
radhiyallahu anha menjawab: �Aku telah marah padanya sehingga ia keluar� .(HR. Bukhari no.436 dan Muslim no.6182).Ali memilih keluar daripada bersitegang dan bertengkar dengan istrinya.
Duhai
para suami tercinta,�engkau berharap istri-istrimu mencintaimu dengan
sepenuh hati. Engkau meminta mereka untuk setia dan taat kepadamu.
Engkau meminta mereka agar bakti dan kasihnya tercurah padamu. Engkau
mendambakan agar mereka merindukanmu ketika jauh darimu. Tapi engkau
lupa menyematkan cinta kasih dihati istri-istrimu??.Cukuplah ayat
dibawah ini sebagai penutup dan renungan bagi para suami yang
mendambakan kebahagiaan dalam rumah tangga mereka di dunia dan akhirat.
�dan pergaulilah mereka dengan cara yang patut kemudian bila kamu tidak
menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak� {An-Nisaa:19}. Wallahu a3lam bis shawwab.
Sumber Bacaan:
- Al-Qur�an dan Assunnah Bicara Wanita, darul Falah, Jakarta.
2. Al-Jami� Fi fiqhi An-Nisa,Syaikh Kamil Uwaidah, Daarul Kutub Ilmiyah, Beirut, Lebanon
http://jilbab.or.id/archives/173-menyemat-cinta-di-hati-kekasih/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar