Ayo Berdakwah!
Segala puji hanya milik Allah semata Rabb semesta alam,
shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada
para kerabatnya, para shahabat seluruhnya, wa ba’du:
Aku melihat seorang laki-laki warga Negara Filipina, ia dulu adalah seorang pendeta dan misionaris, kemudian Allah Azza wa Jalla
memberikan kepadanya hidayah! Lalu mari kita perhatikan apakah yang ia
kerjakan setelah Allah membukakan hatinya untuk memeluk agama Islam? Dia
mulai mendakwahi anak bangsanya sehingga masuk islam di tangannya 4000
orang! Dan yang demikian itu hanya dalam beberapa tahun saja! Kira-kira
berapa banyak orang yang akan memeluk agama Islam di tangan mereka yang
4000 itu, dan akhirnya kebaikan terus melambung naik sampai hari kiamat!
Alangkah beruntungnya ia…
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Artinya: “Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya[1].”
An Nawawi rahimahullah berkata: “ia menunjukkan dengan perkataan, lisan, isyarat dan tulisan.”
Saudaraku muslim…
Berdakwah kepada agama Allah Azza wa Jalla termasuk
keta’atan yang paling tinggi dan ibadah yang paling agung, ia
membutuhkan dari seluruhnya cara-cara yang bermacam-macam, keikhlashan,
kesungguhan, kesabaran untuk menyampaikan agama ini, mempertahankan dan
memperjuangkannya dari kehancuran:
{يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ (2)} [المدثر: 1، 2]
Artinya: “Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan![2].”
Jika bukan kita penganut agama Islam yang bekerja untuk agama ini, maka siapakah gerangan yang akan mengerjakannya?!
Allah Azza wa Jalla telah memuliakanmu dengan nikmat Islam
dan memudahkan bagimu perkara-perkara dan memudahkan bagimu jalan
sehingga kamu berjalan di jalan yang paling agung, Ibnul Qayyim berkata:
“Berdakwah ke jalan Allah Ta’ala adalah tugasnya para rasul dan para
pengikutnya.”
Saudaraku muslim…
Siapa yang memberikan sebuah buku maka ia adalah pendakwah, siapa
yang menghadiahkan kaset maka ia adalah seorang pendakwah, siapa yang
mengajarkan oang yang bodoh maka ia adalah seoorang pendakwah, dan
barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka ia adalah seorang
pendakwah, siapa yang menyampaikan sepatah kata maka ia adalah seorang
pendakwah…pintu-pintu yang luas dan jalan yang mudah dan gampang, segala
puji hanya milik Allah, setiap kali berkurang kemauan dan hasrat
menjadi lemah, maka ingatlah pahala-pahala dan buah-buah yang agung bagi
siapa yang berdakwah ke jalan Allah, di antaranya:
Pertama: mengikuti para nabi dan mencontoh mereka
{قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ
عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا
مِنَ الْمُشْرِكِينَ } [يوسف: 108]
Artinya: “Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan
orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah
yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang
musyrik[3].”
Al Farra berkata: “Wajib bagi setiap yang mengikutinya untuk
berdakwah kepada apa yang ia dakwah dan menyebutkan Al Quran dan
nasehat”.
Kedua: bergegas untuk mendapatkan kebaikan dan kemauan di dalam mendapatkan pahala, karena Allah Azza wa Jalla memuji para pendakwah:
{وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ } [فصلت: 33]
Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada
orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan
berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?[4].”
Asy Syaukani berkata: “Tidak ada yang lebih baik darinya dan yang
lebih jelas dari jalannya dan tidak ada yang lebih banyak pahalanya
dibanding amalannya”.
Ketiga: berusaha untuk mendapatkan pahala-pahala yang besar kebaikan-kebaikan yang banyak dengan hanya perbuatan yang sedikit,
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan kabar gembira dengan sabdanya:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Artinya: “Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya[5].”
Jika anda menunjukkan seseorang kepada agama Islam maka bagi anda
seperti pahala islamnya, amalannya, shalatnya dan puasanya dan tidak
mengurangi hal tersebut dari pahalanya sedikitpun, dan pintu ini sangat
agung dan luas, siapa yang diberi taufik oleh Allah Azza wa Jalla ia akan masuk ke dalamnya.
Keempat: taufik dan pendekatan kepada kebenaran: bahwasanya ia adalah buah yang sangat jelas dari dakwah,
Allah Ta’ala berfirman:
{وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت: 69]
Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari
keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka
jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik[6].”
Al Baghawi berkata: “Orang-orang yang berjihad melawan orang-orang musyrik untuk memperjuangkan agama kiat”.
Kelima: Harapan shalihnya keturunan,
Karena sesungguhnya di dalam hal tersebut terdapat Qurratu ‘ain di
dunia dan akhirat, dan Allah tidak menghilangkan pahala orang yang telah
berbuat kebaikan. Allah Ta’ala berfirman:
{وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا
مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا
اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا } [النساء: 9]
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang
yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah,
yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar[7].”
dan termasuk dari perkataan yang benar yang paling agung adalah berdakwah kepada Agam Allah.
Keenam: termasuk dari buah dari berdakwah adalah memberatkan
timbangan-timbangan kebaikan kita pada hari ditunjukkannya amal
perbuatan,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berasabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ
مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ
شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ
آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
Artinya: “Barangsiapa yang menyeru kepada sebuah petunjuk
maka baginya pahal seperti pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya,
hal tersebut tidak mengurangi akan pahala-pahala mereka sedikitpun dan
barangsiapa yang menyeru kepada sebuah kesesatan maka atasnya dosa
seperti dosa-dosa yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi dari
dosa-dosa mereka sedikitpun[8].”
Ketujuh: Melakukan dakwah kepada Allah merupakan sebagian dari sebab-sebab kemenangan dan keberuntungan di dunia dan akhirat,
Allah Ta’ala berfirman:
وَالْعَصْرِ(1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ(2)
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا
بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat
menasihati supaya menetapi kesabaran[9].”
Kedelapan: Berdakwah kepada agama Allah termasuk dari sebab-sebab yang mendatangkan kemenangan melawan musuh-musuh,
Allah Ta’ala berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ} [محمد: 7]
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu[10].”
Karena dengan dakwah maka Allah akan disembah sesuai dengan yang
disyri’atkan-Nya, kemungkaran-kemungkaran akan hilang, dan akan tumbuh
di dalam umat ini rasa kejayaan dan kemuliaan sehingga jalan di jalan
kemenangan dan kekuasaan.
Kesembilan: dengan berdakwah kepada agama Allah maka akan didapatkan kedudukan-kedudukan yang tinggi,
Syaikh Abdurrahman As Sa’dy rahimahullah berkata: “Dan
kedudukan ini yaitu kedudukan berdakwah adalah kesempurnaan yang bagi
orang-orang shiddiq, yang telah menyempurnakan akan diri mereka dan
selain mereka, dan mereka akan mendapatkan warisan yang sempurna dari
para rasul”.
Kesepuluh: dari buah hasil berdakwah adalah shalawat Allah,
para malaikat-Nya dan penduduk langit dan bumi atas pengajar manusia
kebaikan,
karena apa yang ia akan sampaikan hanyalah ilmu yang diwarisi dari
firman Allah Ta’ala dan sabda rasul-Nya yang mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ
وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ
لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
Artinya: “Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya dan
penghuni bumi dan langit sampai semut yang berada di lubangnya dan
bahkan sampai ikan benar-benar bershalwat atas pengajar manusia kebaikan[11].”
Kesebelas: Berdakwah kepada agama Allah mengangkat derajat di dunia dan akhirat,
Ibnul Qayyim berkata: “Sesungguhnya pangkat makhluq yang paling mulia
di sisi Allah adalah pangkat kerasulan dan kenabian, karenanya Allah
mengutus dari manusia seorang rasul bergitu pula dari jin”.
Kedua belas: Termasuk buah hasil berdakwah adalah terus mengalirnya pahala si pendakwah setelah wafatnya,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا مَا عَمِلَ بِهِ فِي حَيَاتِهِ وَبَعْدَ مَمَاتِهِ حَتَّى يَتْرُكَ
Artinya: “Barangsiapa yang mensunnahkan sunnah yang baik
maka baginya pahala amalan tersebut selama dikerjakan di dalam
kehidupannya dan setelah wafatnya sampai ditinggalkan[12].”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ
عَنْهُ عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ
يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: “Jika seorang anak keturunan Adam meninggal maka terputus amalnya kecuali dati tiga perkara…”, dan salah satu diantaranya adalah: “Ilmu yang bermanfa’at.”
Ketiga belas: Kecintaan Allah Azza wa Jalla bagi siapa yang memperjuangkan agama-Nya dan menyampaikan risalah-Nya,
Al Hasan ketika mengomentari firman Allah Ta’ala:
{وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ } [فصلت: 33]
Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada
orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan
berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?[13]. “
Beliau berkata: “Dia adalah orang yang beriman, menerima seruan Allah
lalu menyeru manusia kepada apa yang ia telah dia terima dari seruan
tersebut lalu ia beramal shalih ketika menerimanya, maka orang ini
aadalah orang yang dicintai oleh Allah, ia adalah wali Allah”.
Keempat belas: dari buah hasil berdakwah yang dicintai yang
disenangi oleh jiwa dan melapangkan dada dan menolong untuk selalu terus
(dalam berdakwah) dan mampu melawan dalam keadaan yang sempit, yaitu
doa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam agar terang wajah bagi yang menyampaikan sabda beliau,
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِى فَبَلَّغَهَا
Artinya: “Allah mencerahkan wajah seseorang yang telah mendengar perkataanku lalu ia sampaikan[14].”
Maka berbahagaialah orang yang merasakan doa ini dan mendapatkan bagian darinya.
Kelima belas: Doa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam agar mendapatkan rahmat bagi siapa yang menyampaikan sabda beliau, termasuk hal yang paling agung yang membantu untuk selalu berjalan dengan semangat:
رحم الله امرأ سمع منى حديثا فحفظه حتى يبلغه غيره
Artinya: “Allah merahmati seseorang yang telah mendengar
dariku sebuah hadits lalu ia menghafalnya kemudian ia sampaikan kepada
orang lain[15].”
Dan di zaman sekarang terkumpul syarat-syarat untuk menyampaikan, Al
Quran, kaset-kaset yang bernuansa islam telah tersedia, agar sampai
kepada orang yang di dakwahi dalam keadaan yang sempurna dan baik, saya
etringat bahwa seorang laki-laki masuk Islam kemudian ia dating ke
Negara ini dan bermukim di sini beberapa tahun kemudian pulang ke
negaranya dan tidak ada seorangpun dari manusia yang mengajaknya ke
agama Allah, sampai ada kesempatan baginya untuk bekerja yang lain lagi
dan setelah setahun ia pulang bersama sebuha perusahaan di bidang
perbaikan hotel-hotel. Ia berkata: lalu pada suatu hari aku dapatkan
sebuah tulisan singkat diletakkan di atas meja dapur setelah keluarnya
orang yang menyewa hotel tersebut, ternyata di dalamnya terdapat
pengetahuan-pengetahuan tentang Islam, lalu jadilah inti pencarianku
adalah tentang Islam dan bertanya seputarnya, sampai akhirnya akupun
masuk Islam dam masuk islam bersamaku bapak dan ibuku serta istriku dan
aku berusaha untuk memasukkan sisa dari keluargaku sekarang masuk ke
dalam Islam, maka bagaimanakah kesenganan seorang pendakwah yang
meletakkan tulisan singkat tersebut kelak paa hari kiamat, jika seluruh
kealuarga itu dan yang lainnya menerima dan itu semua akan terdapat di
buku amalan dan kebaikan dia?
Keenam belas: berdakwah kepada agama Allah adalah shadaqah dari beberapa cara shadaqah,
Allah Ta’ala berfirman,
{الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ} [البقرة: 3]
Artinya: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib,
yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami
anugerahkan kepada mereka[16].”
Al Hasan berkata: “Termasuk infaq yang paling afdhal adalah infaq ilmu”.
Aku memohon kepada Allah Azza wa Jalla menjadikan kita dari
para pendakwah kepada agama-Nya dan memberikan kepada kita seluruhnya
keikhlashan di dalam perkataan dan perbuatan.
*) Disusun oleh Abdul Malik Al Qasim,
Penerjemah: Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar