-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari Sa'ad
bin Abi Waqqash r.a. berkata: Rasulullah saw menengokku pada haji wada'
dari cekaman suatu penyakit yang hampir saja merenggut nyawaku lalu aku
berkata, "Ya Rasulullah, sebagaimana engkau lihat, penyakitku ini cukup
berat sedangkan aku adalah orang yang berharta dan tidak ada ahli warisku
kecuali seorang anak perempuanku. Bolehkah aku bersedekah dengan dua
pertiga dari hartaku?" Rasulullah saw menjawab, "Jangan" Aku berkata,
"Bagaimana kalau separuhnya?" Rasulullah menjawab, "Jangan, sepertiga saja
dan sepertiga pun sudah cukup banyak. Sesungguhnya jika eangkau tinggalkan
ahli warismu dalam keadaan kaya raya adalah lebih baik daripada engkau
tinggalkan mereka dalam keadaan kekurangan meminta-minta kepada manusia.
Dan tidaklah engkau mengeluarkan suatu pembelanjaan dengan menuntut
keridhaan Allah melainkan engkau akan diberi pahala karenanya hingga
sesuap makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu." Aku berkata, "Ya
Rasulullah, apakah aku ditinggalkan (di Makkah) sesudah kawan-kawanku (berhijrah)?"
Rasulullah saw menjawab, "Sesungguhnya engkau tidak ditinggal lalu engkau
beramal dengan suatu amal yang ditujukan untuk mencari keridhaan Allah
melainkan dengannya engkau akan bertambah derajat dan pangkatmu.
Barangkali engkau tertinggal ini akan mendatangkan manfaat bagi orang
banyak dan mendatangkan kerugian bagi lainnya." Kemudian Rasulullah saw
berdo'a, "Ya Allah teruskanlah bagi sahabat-sahabatku hijrah mereka dan
jangan Engkau kembalikan mereka ke belakang (ke Mekkah)." Tetapi yang
kecewa adalah Sa'ad bin Khaulah yang dikasihi oleh Rasulullah sawkarena ia
meninggal dunia di Makkah.
(Bukhari - Muslim)
-
Dari Abu Sa'id (Sa'ad
bin Malik bin Sinan) al-Khudry berkata: Rasulullah saw bersabda, "Pernah
terjadi pada umat terdahulu seseorang yang telah membunuh sembilan puluh
sembilan jiwa kemudian ingin bertaubat maka ia pun mencari seorang alim
lalu ditunjukkan kepadanya seorang pendeta maka ia pun bertanya, "Sesungguhnya
saya telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa apakah ada jalan bagiku
untuk bertaubat?" Jawab pendeta, "Tidak ada" Seketika pendeta itupun
dibunuhnya sehingga genaplah seratus orang yang telah dibunuhnya. Kemudian
ia mencari orang alim lainnya dan ketika telah ditunjukkan iapun
menerangkan bahwa ia telah membunuh seratus orang apakah ada jalan untuk
bertaubat? Jawab si alim, "Ya, ada dan siapakah yang dapat menghalangimu
untuk bertaubat? Pergilah ke dusun itu karena di sana banyak orang-orang
yang taat kepada Allah. Maka berbuatlah sebagaimana perbuatan mereka dan
jangan kembali ke negerimu ini karena negerimu ini adalah tempat penjahat."
Maka pergilah orang itu tetapi di tengah perjalanan mendadak ia mati. Maka
bertengkarlah Malaikat rahmat dengan Malaikat siksa. Malaikat rahmat
berkata, "Ia telah berjalan untuk bertaubat kepada Allah dengan sepenuh
hatinya." Malaikat siksa berkata, "Ia belum pernah berbuat kebaikan sama
sekali." Maka datanglah seorang Malaikat berupa manusia yang menjadi juru
penengah (hakim) di antara mereka. Ia berkata, "Ukur saja jarak antara
dusun yang ditinggalkan dan yang dituju maka kemana ia lebih dekat,
masukkanlah ia kepada golongan orang sana. Maka diukurlah kedua jarak itu
dan ternyata lebih dekat kepada dusun orang-orang baik yang dituju,
kira-kira terpaut sejengkal. Maka dipeganglah ruhnya oleh Malaikat rahmat."
(Bukhari - Muslim)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari Abdullah bin Umar
r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Terjadi di
masa dahulu sebelum kamu, tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa
bermalam di dalam gua. Tiba-tiba ketika mereka sedang berada di dalam gua
itu, ada sebuah batu besar yang jatuh dari atas bukit dan menutup pintu
gua itu sehingga mereka tidak dapat keluar. Maka berkatalah mereka, "Sungguh
tidakada yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini, kecuali jika
kalian bertawassul kepada Allah dengan amal-amal shalehyang pernah kalian
lakukan dahulu." Maka seorang dari mereka berdoa, "Ya Allah, dahulu saya
mempunyaiayah dan ibu dan sudah menjadi kebiasaanku tidak memberi minuman
susu kepada seorangpun sebelum keduanya (ayah dan ibu), baik kepada
keluargaku atau kepada hamba sahaya. Maka pada suatu hari saya agak jauh
menggembala ternak sehingga saya terlambat tidak kembali kepada keduanya
hingga malam hari dan ketika itu ayah bundaku telah tidur. Maka saya terus
memerah susu untuk keduanya dan saya segan untuk membangunkan keduanya
tetapi saya pun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum
ayah bundaku. Maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar lalu bangunlah
keduanya dan minum susu yang saya perahkan itu. Padahal malam itu
anak-anakku juga menangis meminta susu itu di dekat kakiku. Ya Allah, jika
saya lakukan itu benar-benar karena mengharapkan keridhaan-Mu maka
lepaskanlah kami dari kesulitan ini. Maka bergeserlah batu itu sedikit
hanya saja mereka belum dapat keluar dari gua tersebut. Lalu orang yang
kedua berdoa, "Ya Allah, dahulu saya pernah jatuh cinta pada anak gadis
pamanku. Karena cinta kasihku saya selalu merayu dan ingin berzina
dengannya tetapi ia selalu menolak hingga terjadilah pada suatu saat ia
menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku. Maka saya berikan
padanya uang seratus dua puluh dinar dengan janji bahwa ia akan
menyerahkan kegadisannya kepadaku malam harinya. Kemudian ketika saya
telah berada di antara kedua kakinya tiba-tiba ia berkata, "Takutlah
kepada Allah dan jangan engkau pecahkan tutup kecuali dengan cara yang
halal. Maka saya segera bangun daripadanya padahal saya masih
menginginkannya dan saya tinggalkan dinar emas yang telah saya berikan
kepadanya itu. Ya Allah, bila saya berbuat itu semata-mata
karenamengharapkan keridhaan-Mu maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini."
Maka bergeserlah batu itu sedikit tetapi mereka belum juga dapat keluar
daripadanya. Lalu berdoalah orang yang ketiga, "Ya Allah, saya dahulu
menjadi majikan yang mempunyai banyak buruh dan pegawai. Pada suatu hari
ketika saya membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada seorang dari
mereka yang tidak sabar menunggu lalu segera pergi dan meninggalkan
upahnya terus pulang ke rumahnya dan tidak kembali. Maka saya perniagakan
upah itu hingga bertambah dan berbuah menjadi harta kekayaan yang banyak.
Kemudian setelah berselang waktu cukup lama, buruh itu datang kembali dan
berkata, "Hai hamba Allah berikan kepadaku upahku yang dahulu itu."Aku
menjawab, "Semua kekayaan di depanmu yang berupa unta, lembu, kambing dan
budak penggembalanya itu adalah upahmu." Orang itu berkata, "Hai hamba
Allah, janganlah engkau mengolok-olokkan aku." Aku menjawab, "Aku tidak
mengolok-olokkan kamu." Maka diambilnya semua yang saya sebutkan itu dan
tidak ditinggalkan seekor pun daripadanya. "Ya Allah, jika saya berbuat
itu karena mengharapkan keridhaan-Mu maka bebaskanlah kami dari kesempitan
ini." Tiba-tiba batu itupun bergeser lagi sehingga mereka dapat keluar
dengan selamat."
(Bukhari - Muslim)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Abu Hurairah r.a.
telah mendengar Nabi saw bersabda, "Ada tiga orang dari Bani Israil yaitu
si Belang, si Botak dan si Buta ketika Allah akan menguji mereka, Allah
mengutus Malaikat berupa manusia. Maka datanglah Malaikat itu kepada orang
yang belang dan bertanya, "Apakah yang kau inginkan?" Jawabnya, "Kulit dan
rupa yang bagus serta hilangnya penyakit yang menyebabkan orang-orang
jijik kepadaku." Maka diusaplah orang itu oleh Malaikat. Seketika itu juga
hilanglah penyakitnya dan berganti rupa dan kulit yang bagus, kemudian
ditanya lagi, "Kekayaan apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Unta."
Maka diberinya seekor unta yang bunting sambil didoakan, BAARAKALLAAHU
LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)." Kemudian
datanglah si Malaikat itu kepada si Botak dan bertanya, "Apakah yang
engkau inginkan?" Jawabnya, "Rambut yang bagus dan hilangnya penyakitku
yang menyebabkan kehinaan pada pandangan orang." Maka diusaplah orang
botak itu lalu seketika itu juga tumbuhlah rambut yang bagus. Kemudian
ditanya lagi, "Kini kekayaan apa yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Lembu."
Maka diberinya seekor lembu yang bunting sambil didoakan, "BAARAKALLAAHU
LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)." Lalu
datanglah Malaikat itu kepada si Buta dan bertanya, "Apakah yang engkau
inginkan?" Jawabnya, "Kembalinya penglihatan mataku supaya aku dapat
melihat orang." Maka diusaplah matanya sehingga dapat melihat kembali.
Selanjutnya dia ditanya pula, "Kekayaan apa yang engkau inginkan?"
Jawabnya, "Kambing." Maka diberinya seekor kambing yang bunting sambil
didoakan "BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada
kekayaanmu itu)."
Beberapa tahun kemudian setelah masing-masing mempunyai daerah tersendiri
yang penuh dengan unta, lembu dan kambing, datanglah Malaikat itu dalam
rupa seorang yang miskin seperti keadaan si Belang dahulu pada waktu ia
belum sembuh dan kaya. Malaikat itu berkata, "Saya seorang miskin yang
telah terputus hubungan dalam perjalananku ini maka tidak ada yang dapat
mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Maka
saya mengharap, demi Allah yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu
unta saja untuk meneruskan perjalananku ini." Jawab si Belang, "Masih
banyak hak orang lain padaku, aku tidak dapat memberimu apa-apa, mintalah
saja di lain tempat." Malaikat berkata, "Rasa-rasanya aku pernah berjumpa
denganmu, bukankah engkau si Belang dahulu yang dijijiki orang dan seorang
miskin kemudian Allah memberimu kekayaan?" Jawab si Belang, "Saya telah
mewarisi kekayaan orang tuaku." Malaikat berkata, "Jika engkau berdusta
maka semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti dahulu." Kemudian
pergilah malaikat itu kepada si Botak dengan menyamar seperti keadaan si
Botak dahulu dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si
Belang, namun ternyata mendapat jawaban seperti jawaban si Belang, hingga
karenanya didoakan, "Jika engkau berdusta maka semoga engkau kembali
seperti keadaanmu semula." Akhirnya datanglah Malaikat itu kepada si Buta
dengan menyamar seperti keadaan si Buta dahulu semasa ia miskin dan
berkata, "Saya seorang miskin dan perantau yang telah putus hubungan dalam
perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan kecuali dengan pertolongan
Allah dan bantuanmu. Aku minta demi Allah yang mengembalikan pandangan
matamu, satu kambing saja untuk meneruskan
perjalananku ini." Jawab si Buta, "Dahulu aku memang buta lalu Allah
mengembalikan penglihatanku maka kini ambillah sesukamu, aku tidak akan
memberatkan sesuatu pun kepadamu yang engkau ambil karena Allah." Maka
berkata Malaikat, "Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji
maka Allah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu itu."
(Bukhari - Muslim)
-
-
Dari Abdullah bin
Mas'ud r.a. berkata: Ketika selesai perang Hunain, Rasulullah saw
mengutamakan pembagian ghanimah kepada beberapa orang terkemuka dari
bangsa Quraisy yang baru masuk Islam maka diberikan seratus unta kepada
al-Aqra' bin Habis dan seratus ekor unta untuk Uyainah bin Hishn dan
beberapa orang lainnya dari pemuka bangsa Quraisy sehingga ada seseorang
berkata, "Demi Allah, pembagian ini tidak adil dan tidak karena Allah."
Ibnu Mas'ud berkata, "Demi Allah, akan saya sampaikan perkataan itu kepada
Rasulullah saw." Maka saya segera pergi memberitahukan hal itu kepada
Rasulullah saw, kemudian beliau berkata, "Siapakah yang adil, jika Allah
dan Rasulullah dianggap tidak adil?" Kemudian beliau berdoa, "Semoga Allah
tetap merahmati Musa, sesungguhnya ia telah memperoleh gangguan lebih
banyak dari ini tetapi sabar." Ibnu Mas'ud berkata, "Saya pasti tidak akan
menyampaikan suatu berita seperti itu lagi kepada Rasulullah saw sesudah
kejadian ini."
(Bukhari - Muslim)
-
-
-
Dari Abdullah bin
Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Telah ditunjukkan kepadaku
keadaan umat yang dahulu hingga aku melihat seorang Nabi dengan rombongan
yang kecil dan ada Nabi yang mempunyai pengikut satu dua orang bahkan ada
Nabi yang tidak ada pengikutnya. Tiba-tiba terlihat olehku rombongan yang
besar, saya kira itu umatku maka diberitahu kepadaku bahwa itu Nabi Musa
dan kaumnya tetapi lihatlah ke ufuk kanan dan kirimu. Tiba-tiba di sana
aku melihat rombongan yang besar sekali. Dikatakan kepadaku: Itulah umatmu
dan di samping mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa
perhitungan (hisab)." Setelah itu Nabi bangun
dan masuk ke rumahnya sehingga para sahabat saling memperbincangkan
orang-orang yang akan masuk surga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat, "Mungkin
mereka adalah sahabat-sahabat Nabi saw." Ada pula yang berpendapat, "Mungkin
mereka yang lahir dalam Islam dan tidak pernah mempersekutukan Allah." dan
berbagai pendapat lainnya yang mereka sebutkan. Kemudian Rasulullah saw
kembali dan bertanya, "Apa yang sedang engkau bicarakan?" Mereka
memberitahukan segala pembicaraan mereka maka Rasulullah saw bersabda, "Mereka
yang tidak pernah menjampi atau dijampikan dan tidak suka menebak nasib
dengan perantaraan burung dan kepada Tuhan mereka selalu berserah diri (tawakal).
Maka bangunlah 'Ukkasyah bin Mihshan dan berkata, "Ya Rasulullah, doakan
semoga Allah memasukkan aku dari golongan mereka." Nabi saw menjawab, "Engkau
termasuk golongan mereka." Kemudian berdiri orang lain, izin dan berkata,
"Doakan semoga Allah menjadikan aku dari golongan mereka." Nabi saw
menjawab, "Engkau telah didahului oleh 'Ukkasyah."
(Bukhari - Muslim)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari Abu Hurairah r.a.
berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tinggalkan tujuh dosa yang akan
membinasakan." Sahabat bertanya, "Apakah itu, ya Rasulullah?" Nabi saw
menjawab, "Menyekutukan Allah, Sihir (tenung), membunuh jiwa yang
diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan hak, memakan riba, memakan
harta anak yatim, melarikan diri pada waktu perang, menuduh wanita
Mu'minat yang sopan dengan tuduhan berzina."
(Bukhari - Muslim)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari Umar r.a. berkata:
"Saat kami duduk dekat Rasulullah saw di suatu hari maka tiba-tiba
tampaklah oleh kami seorang laki-laki memakai pakaian sangat putih dan
berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya bekas (tanda-tanda) dalam
perjalanan dan tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya maka
duduklah ia dihadapan Nabi saw lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi
saw lalu meletakkan tangannya di atas paha Nabi saw kemudian ia berkata, "Hai
Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam!" Maka jawab Rasulullah saw,
"Islam yaitu engkau bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan sungguh
Muhammad itu utusan Allah, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa
bulan Ramadhan dan mengerjakan Hajji ke Baitullah (Mekkah) jika engkau
kuasa menjalaninya." Berkata orang itu, "Benar." Kami heran, ia bertanya
dan ia pula yang membenarkannya. Maka bertanyalagi orang itu, "Beritahukanlah
padaku tentang Iman." Jawab Nabi saw, "Engkau beriman kepada Allah dan
Malaikat-Nya, kepada Kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada hari
Qiamat dan beriman kepada Qadar baik dan yang buruk." Berkatalah orang itu,
"Benar." Bertanya lagi orang itu, "Maka beritahukanlah padaku tentang
Ihsan." Jawab Nabi, "Engkau beribadah (mengabdi) kepada Allah seakan-akan
engkau melihat kepada-Nya, sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya maka
sesungguhnya ia melihat engkau." Tanya orang itu lagi, "Beritahukanlah aku
tentang hari Qiamat." Jawab Nabi, "Orang yang ditanya tidak lebih tahu
dari si penanya." Tanya orang itu lagi, "Beritahukanlah aku tentang
tanda-tandanya." Jawab Nabi, "Diantaranya jika seorang hamba telah
melahirkan majikannya dan jika engkau melihat orang yang tadinya miskin
papa, berbaju compang-camping, sebagai penggembala kambing sudah
berkemampuan, berlomba-lomba dalam kemegahan bangunan." Kemudian pergilah
orang tadi. Aku diam tenang sejenak kemudian Nabi saw berkata, "Wahai Umar
tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?" Jawabku, "Allah dan Rasul-Nya
lebih mengetahui." Nabi saw berkata, "Dia itu Jibril datang kepada kalian
mengajarkan tentang agama kalian."
(Muslim)
-
Dari Abi Abdirrahman
Abdillah bin Mas'ud r.a. berkata: Bersabda Rasulullah saw dan dialah yang
selalu benar dan dibenarkan, "Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan
kejadiannya dalam rahim ibunya empat puluh hari berupa nutfah. Kemudian
menjadi segumpal darah selama itu juga (empat puluh hari), kemudian
menjadi gumpalan seperti sekerat daging selama itu juga, kemudian diutus
kepadanya Malaikat maka ia meniupkan roh padanya dan ditetapkan empat
perkara, ditentukan rizkinya, ajalnya, amalnya, ia celaka atau bahagia.
Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain dari pada-Nya, sungguh seorang di
antara kamu ada yang melakukan pekerjaan ahli syurga sehingga tidak ada
antara dia dan syurga itu kecuali sehasta saja maka dahululah atasnya
takdir Allah, lalu ia lakukan pekerjaan ahli neraka maka iapun masuk
neraka." Dan sungguh salah seorang diantara kamu melakukan pekerjaan ahli
neraka sehingga tidak ada antara dia dan neraka kecuali sehasta saja maka
dahululah ketentuan Allah atasnya, lalu ia melakukan pekerjaan ahli syurga
maka iapun masuk ke dalam syurga."
(Bukhari - Muslim)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari Abi Dzarr Al-Ghoffari
r.a. dari Nabi saw yang diriwayatkan dari Allah Azza wajalla: Sesungguhnya
Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman, "Hai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku
haramkan perilaku zhalim atas diri-Ku dan Aku jadikan di antaramu haram
maka janganlah kamu saling menzhalimi. Hai hamba-Ku! Kamu semua sesat
kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk maka hendaklah minta petunjuk
kepada-Ku, pasti Aku beri petunjuk. Hai hamba-Ku! Kamu semuanya lapar
kecuali yang telah Aku beri makan, hendaklah kamu minta makan kepada-Ku,
pasti Aku memberi makan padamu. Hai hamba-Ku! Kamu semua telanjang kecuali
yang telah Aku beri pakaian, hendaklah kamu minta pakaian kepada-Ku, pasti
Aku memberi pakaian padamu. Hai hamba-Ku! Sungguh kalian lakukan kesalahan
siang dan malam dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semua maka mintalah ampun
kepada-Ku, pasti Aku akan mengampuni kalian. Hai hamba-Ku! Sungguh kalian
tidak dapat membinasakan Akudan kalian tidak dapat memberi manfaat kepada-Ku.
Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan orang yang terakhir daripadamu,
manusia dan jin semuanya, mereka itu berhati taqwa seperti paling taqwa
diantaramu, hal itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikit juga.Hai hamba-Ku!
Jika yang pertama dan terakhir daripadamu, manusia dan jin seluruhnya,
mereka berhati jahat seperti paling jahat diantaramu, itu tidak akan
mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan
terakhir diantaramu, manusia dan jin semuanya, mereka berada di bumi yang
satu, mereka meminta kepada-Ku maka Aku berikan setiap orang permintaannya,
hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada pada-Ku, melainkan seperti
sebatang jarum dimasukkan ke laut. Hai hamba-Ku Sungguh itu semua amal
perbuatanmu. Aku catat semuanya bagimu sekalian kemudian Kami membalasnya.
Maka barangsiapa mendapat kebaikan hendaklah bersyukur kepada Allah dan
barangsiapa mendapat selain itu maka janganlah ia menyalahkan kecuali
dirinya sendiri."
(Muslim)
-
-
-
-
-
Dari Abu Hurairah
berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw, bagaimana bangunan surga itu?
Beliau menjawab, "Terbuat dari batu bata perak dan emas, sedang perekatnya
adalah kesturi yang sangat wangi, bebatuannya dari mutiara dan permata
yaqut, sedang debunya adalah za'faran (sejenis kunyit). Barangsiapa yang
memasukinya, ia akan senang, tidak pernah susah dan akan kekal tidak
pernah mati, pakaiannya tidak pernah kumal dan masa mudanya tidak pernah
sirna."
(Ahmad, Darami, Bazzaar, Ibnu Hibban dan Tirmidzi)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari Mu'adz bin Jabal
r.a. berkata: "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku
tentang satu amal yang memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku dari
neraka!" Rasulullah saw menjawab, 'Engkau menanyakan kepadaku tentang
perkara besar yang sebenarnya mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh
Allah untuk menjalankannya yaitu hendaklah engkau beribadah kepada Allah
tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, membayar
zakat, shaum di bulan Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah.' Kemudian
beliau bersabda, 'Tiadakah kau kuberitahu tentang pintu-pintu kebaikan?
Shaum itu adalah perisai, sedekah memadamkan dosa atau kesalahan seperti
air membunuh api dan shalat di tengah malam.' Lalu Rasulullah saw membaca
ayat betikut: 'Lambung mereka renggang dari tempat tidurnya sedang mereka
berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan penuh harap serta menafkahkan
sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak
mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam
nikamat) yang sedap dipandang mata sebagai balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan.' (As Sajdah 16-17). Lalu beliau bersabda, 'Tidakkah kau
kuberitahukan tentang pokok segala perkara, tiang dan puncaknya?' Aku
menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah!" Maka beliau berkata, 'Pokok segala
perkara ialah Islam, tiangnya ialah shalat, puncaknya adalah jihad!' 'Tiadakah
kau kuberitahu tentang penopang semuanya itu?' tanya beliau lagi. "Ya,"
jawabku. Maka Rasulullah memegang lidahnya sambil bersabda, 'Peliharalah
ini!' Kemudian aku bertanya, "Wahai Nabiyullah, apakah kita akan disiksa
karena pembicaraann kita?" Maka Rasulullah saw bersabda, 'Hai ... ibumu
kehilanganmu! Bukankah wajah (atau hidung) manusia disungkurkan ke api
neraka, lantaran dosa-dosa dari tergelincirnya lidah-lidah mereka?'"
(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan shahih)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari Usamah bin Zaid
r.a. berkata: Rasulullah saw mengutus kami ke Huraqah pada suku Juhainah
maka ketika kami sampai disana, pagi-pagi kami menyerbu. Tiba-tiba aku dan
seorang Anshar bertemu dengan seorang dari mereka. Maka ketika kami telah
mengepungnya, ia berkata, "LAA ILAAHA ILLALLAAH." Maka sahabatku orang
Anshar itu menyuruh aku menghentikan (tidak membunuhnya) tetapi aku terus
saja menikam dengan tombakku sehingga matilah dia. Dan ketika kami telah
kembali ke Madinah, berita itu telah sampai kepada Rasulullah saw maka
beliau bertanya, "Hai Usamah, apakah engkau bunuh dia setelah ia
mengucapkan 'LAA ILAAHA ILLALLAAH'?" Jawabku, "Ya Rasulullah, ia hanya
akan menyelamatkan diri." Rasulullah saw bertanya, "Apakah engkau bunuh
dia setelah ia mengucapkan 'LAA ILAAHA ILLALLAAH'?" Maka Rasulullah saw
mengulang-ulang kalimat itu, sehingga aku ingin andaikan aku baru masuk
Islam pada hari itu.
(Bukhari - Muslim)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari Abu Hurairah r.a.
berkata: Sesungguhnya para fakir miskin dari sahabat Muhajirin datang
mengeluh kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, orang-orang kaya telah
memborong semua pahala, tingkat-tingkat yang tinggi dan kesenangan yang
abadi." Nabi saw bertanya, "Mengapakah demikian?" Mereka menjawab, "Mereka
shalat sebagaimana kami, puasa sebagaimana kami, mereka bersedekah
sedangkan kami tidak bersedekah dan mereka memerdekakan budak sedangkan
kami tidak dapat memerdekakan budak." Rasulullah saw bersabda, "Sukakah
aku ajarkan kepadamu amal perbuatan yang dapat mengejar mereka dan tidak
seorangpun yang lebih utama dari kamu, kecuali yang berbuat seperti
perbuatanmu?" Mereka menjawab, "Baiklah, ya Rasulullah." Nabi saw bersabda,
"Membaca tasbih (SUBHAANALLAAH), takbir (ALLAAHU AKBAR) dan tahmid (ALHAMDULILLAAH)
setiap selesai shalat 33 kali." Kemudian sesudah itu para fakir miskin itu
kembali mengeluh kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, saudara-saudara
kami, orang-orang kaya mendengar perbuatan kami maka mereka berbuat
sebagaimana perbuatan kami." Maka Nabi saw bersabda, "Itulah karunia Allah
yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya."
(Bukhari - Muslim)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari 'Aisyah r.a.
berkata: Ketika istri-istri Rasulullah saw sedang berkerumun di sisi
Rasulullah saw, tiba-tiba datang Siti Fatimah yang jalannya cepat seperti
jalannya Rasulullah saw. Ketika Rasulullah saw melihat kepadanya, maka dia
disambut dengan ucapan, "Selamat datang anakku," kemudian ia didudukkan di
sebelah kanan atau kirinya, lalu dibisikkan kepadanya. Tiba-tiba ia
menangis tersedu-sedu dan ketika Rasulullah saw melihat tangisnya, beliau
berbisik kembali kepadanya, lalu tertawalah Fatimah. Maka aku berkata, "Rasulullah
saw mengistimewakan dengan rahasia-rahasia atas Fatimah lebih dari
istri-istrinya." Maka menagislah aku dan ketika Rasulullah saw telah pergi
dari tempat itu, aku bertanya kepada Fatimah, "Apa yang dikatakan
Rasulullah saw tadi kepadamu?" Fatimah menjawab, "Aku tidak akan membuka
rahasia Rasulullah saw." Kemudian setelah Rasulullah saw meninggal, aku
berkata, "Sungguh aku ingin mendapat keterangan tentang apa yang
dibisikkan oleh Rasulullah saw kepadamu itu." Fatimah menjawab, "Kini
baiklah. Pada bisikan pertama Nabi saw memberitahukan bahwa Jibril biasa
mengulangi padanya bacaan al-Qur'an setiap tahun satu kali dan kini dia
mengulanginya sampai dua kali, 'Aku merasa bahwa ajalku sudah dekat, maka
bertakwalah kamu kepada Allah dan sabarlah. Aku adalah sebaik-baik orang
yang mendahului kamu,' karena itu aku menangis. Kemudian ketika beliau
melihat aku sangat sedih, beliau membisikkan kepadaku untuk kedua kalinya,
'Hai Fatimah, tidak puaskah engkau sebagai wanita yang utama bagi sekalian
Mu'min atau wanita yang utama dari sekalian umat ini? Maka tertawalah aku
karenanya."
(Bukhari - Muslim)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari Jabir bin Samurah
r.a. berkata: "Penduduk Kufah mengadukan Sa'ad bin Abi Waqqash r.a. kepada
Amirul Mukminin Umar bin Al-Khaththab r.a. sehingga Umar pun memecatnya
dan digantikan oleh Ammar bin Yasir r.a. Begitu berat pengaduan mereka,
hingga mereka mengadukan bahwa engkau tidak bisa shalat dengan sempurna."
Jawab Sa'ad, "Adapun aku, demi Allah, memimpin mereka dalam shalat
sebagaimana shalat Rasulullah saw tidak mengurangi sedikit pun daripadanya.
Yaitu memanjangkan dua rakaat pertama dan memendekkan dua rakaat terakhir."
Berkata Umar, "Aku kira engkau memang demikian adanya, ya Abu Ishaq."
Kemudian Umar mengirim Sa'ad ke Kufah bersama beberapa orang untuk
menanyakan langsung kepada rakyat di sana tentang dirinya. Setiap masjid
didatangi dan kepada jamaah yang ada di situ langsung ditanyakan tentang
Sa'ad. Maka mereka pun menjawab dengan jujur, terus terang dan mereka
semua memuji kebaikan Sa'ad kecuali ketika mereka masuk di masjid bani
'Abs, maka ketika ditanyakan tentang Sa'ad ada seorang lelaki bernama
Usamah bin Qatadah yang bergelar Abu Sa'adah menjawab, "Jika engkau
bertanya tentang Sa'ad maka ia adalah orang yang tidak suka keluar
memimpin pasukan perang, kalau membagi tidak pernah rata dan kalau
menghukum tidak adil." Mendengar jawaban seperti itu, Sa'ad menyerahkan
urusannya kepada Allah dan berkata, "Ingat, saya hendak berdoa tiga macam
yaitu 'Ya Allah, jika hamba-Mu ini berdusta (yakni Abu Sa'adah), hanya
bermaksud mencari muka dan nama, maka panjangkanlah umurnya, jadikan ia
miskin sampai tua dan hadapkan ia kepada berbagai fitnah.'" Ternyata doa
Sa'ad dikabulkan oleh Allah, sehingga ketika orang itu telah lanjut usia,
selalu saja bila orang bertanya tentangnya maka dijawab, "Orang yang telah
terkena bala' oleh doa Sa'ad bin Abi Waqqash r.a."
(Bukhari - Muslim)
-
-
-
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar