Jumat, 03 Februari 2012

  • 74 nasehat Untuk pemuda muslim


  • Segala puji bagi Allah yang berfirman:“Dan sungguh Kami telah memerintahkan orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.” (An-Nisa’: 131)Serta shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad yang bersabda:“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah , serta agar kalian mendengar dan patuh.”Dan takwa kepada Allah adalah mentaati-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.Wa ba’du:Berikut ini adalah wasiat islami yang berharga dalam berbagai aspek seperti ibadah, muamalah, akhlak, adab dan yang lainnya dari sendi-sendi kehidupan. Kami persembahkan wasiat ini sebagai peringatan kepada para pemuda muslim yang senantiasa bersemangat mencari apa yang bermanfaat baginya, dan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Kami memohon kepada Allah agar menjadikan hal ini bermanfaat bagi orang yang membacanya ataupun mendengarkannya. Dan agar memberikan pahala yang besar bagi penyusunnya, penulisnya, yang menyebarkannya ataupun yang mengamalkannya. Cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik tempat bergantung.1. Ikhlaskanlah niat kepada Allah dan hati-hatilah dari riya’ baik dalam perkataan ataupun perbuatan.2. Ikutilah sunnah Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlak.3. Bertaqwalah kepada Allah dan ber’azamlah untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.4. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuha dan perbanyaklah istighfar.5. Ingatlah bahwa Allah senatiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah bahwa Allah melihatmu, mendengarmu dan mengetahui apa yang terbersit di hatimu.6. Berimanlah kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta qadar yang baik ataupun yang buruk.7. Janganlah engkau taqlid (mengekor) kepada orang lain dengan buta (tanpa memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk serta mana yang sesuai dengan sunnah/syari’at dan mana yang tidak). Dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak punya pendirian.8. Jadilah engkau sebagai orang pertama dalam mengamalkan kebaikan karena engkau akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikuti/mencontohmu dalam mengamalkannya.9. Peganglah kitab Riyadlush Shalihin, bacalah olehmu dan bacakan pula kepada keluargamu, demikian juga kitab Zaadul Ma’ad oleh Ibnul Qayyim.10. Jagalah selalu wudlu’mu dan perbaharuilah. Dan jadilah engkau senantiasa dalam keadaan suci dari hadats dan najis.11. Jagalah selalu shalat di awal waktu dan berjamaah di masjid terlebih lagi sahalat ‘Isya dan Fajr (shubuh).12. Janganlah memakan makanan yang mempunyai bau yang tidak enak seperti bawang putih dan bawang merah. Dan janganlah merokok agar tidak membahayakan dirimu dan kaum muslimin.13. Jagalah selalu shalat berjamaah agar engkau mendapat kemenangan dengan pahala yang ada pada shalat berjamaah tersebut.14. Tunaikanlah zakat yang telah diwajibkan dan janganlah engkau bakhil kepada orang-orang yang berhak menerimanya.15. Bersegeralah berangkat untuk shalat Jumat dan janganlah berlambat-lambat sampai setelah adzan kedua karena engkau akan berdosa.16. Puasalah di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar Allah mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu ataupun yang akan datang.17. Hati-hatilah dari berbuka di siang hari di bulan Ramadhan tanpa udzur syar’i sebab engkau akan berdosa karenanya.18. Tegakkanlah shalat malam (tarawih) di bulan Ramadhan terlebih-lebih pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar engkau mendapatkan ampunan atas dosa-dosamu yang telah lalu.19. Bersegeralah untuk haji dan umrah ke Baitullah Al-Haram jika engkau termasuk orang yang mampu dan janganlah menunda-nunda.20. Bacalah Al-Qur’an dengan mentadaburi maknanya. Laksanakanlah perintahnya dan jauhi larangannya agar Al-Qur’an itu menjadi hujjah bagimu di sisi rabmu dan menjadi penolongmu di hari qiyamat.21. Senantiasalah memperbanyak dzikir kepada Allah baik perlahan-lahan ataupun dikeraskan, apakah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring. Dan hati-hatilah engkau dari kelalaian.22. Hadirilah majelis-majelis dzikir karena majelis dzikir termasuk taman surga.23. Tundukkan pandanganmu dari aurat dan hal-hal yang diharamkan dan hati-hatilah engkau dari mengumbar pandangan, karena pandangan itu merupakan anak panah beracun dari anak panah Iblis.24. Janganlah engkau panjangkan pakaianmu melebihi mata kaki dan janganlah engkau berjalan dengan kesombongan/keangkuhan.25. Janganlah engkau memakai pakaian sutra dan emas karena keduanya diharamkan bagi laki-laki.26. Janganlah engkau menyeruapai wanita dan janganlah engkau biarkan wanita-wanitamu menyerupai laki-laki.27. Biarkanlah janggutmu karena Rasulullah: “Cukurlah kumis dan panjangkanlah janggut.” (HR. Bukhari Dan Muslim)28. Janganlah engkau makan kecuali yang halal dan janganlah engkau minum kecuali yang halal agar doamu diijabah.29. Ucapkanlah "bismillah" ketika engkau hendak makan dan minum dan ucapkanlah "alhamdulillah" apabila engkau telah selesai.30. Makanlah dengan tangan kanan, minumlah dengan tangan kanan, ambillah dengan tangan kanan dan berilah dengan tangan kanan.31. Hati-hatilah dari berbuat kezhaliman karena kezhaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.32. Janganlah engkau bergaul kecuali dengan orang mukmin dan janganlah dia memakan makananmu kecuali engkau dalam keadaan bertaqwa (dengan ridla dan memilihkan makanan yang halal untuknya).33. Hati-hatilah dari suap-menyuap (kolusi), baik itu memberi suap, menerima suap ataupun perantaranya, karena pelakunya terlaknat.34. Janganlah engkau mencari keridlaan manusia dengan kemurkaan Allah karena Allah akan murka kepadamu.35. Ta’atilah pemerintah dalam semua perintah yang sesuai dengan syari’at dan doakanlah kebaikan untuk mereka.36. Hati-hatilah dari bersaksi palsu dan menyembunyikan persaksian.“Barangsiapa yang menyembunyikan persaksiannya maka hatinya berdosa. Dan Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Baqarah: 283)37. “Dan ber amar ma’ruf nahi munkarlah serta shabarlah dengan apa yang menimpamu.” (Luqman: 17)Ma’ruf adalah apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya , dan munkar adalah apa-apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.38. Tinggalkanlah semua hal yang diharamkan baik yang kecil ataupun yang besar dan janganlah engkau bermaksiat kepada Allah dan janganlah membantu seorangpun dalam bermaksiat kepada-Nya.39. Janganlah engkau dekati zina. Allah berfirman: “Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah kekejian dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra’:32)40. Wajib bagimu berbakti kepada orang tua dan hati-hatilah dari mendurhakainya.41. Wajib bagimua untuk silaturahim dan hati-hatilah dari memutuskan hubungan silaturahim.42. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dan janganlah menyakitinya. Dan apabila dia menyakitimu maka bersabarlah.43. Perbanyaklah mengunjungi orang-orang shalih dan saudaramu di jalan Allah.44. Cintalah karena Allah dan bencilah juga karena Allah karena hal itu merupakan tali keimanan yang paling kuat.45. Wajib bagimu untuk duduk bermajelis dengan orang shalih dan hati-hatilah dari bermajelis dengan orang-orang yang jelek.46. Bersegeralah untuk memenuhi hajat (kebutuhan) kaum muslimin dan buatlah mereka bahagia.47. Berhiaslah dengan kelemahlembutan, sabar dan teliti. Hatilah-hatilah dari sifat keras, kasar dan tergesa-gesa.48. Janganlah memotong pembicaraan orang lain dan jadilah engkau pendengar yang baik.49. Sebarkanlah salam kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal.50. Ucapkanlah salam yang disunahkan yaitu "assalamualaikum" dan tidak cukup hanya dengan isyarat telapak tangan atau kepala saja.51. Janganlah mencela seorangpun dan mensifatinya dengan kejelekan.52. Janganlah melaknat seorangpun termasuk hewan dan benda mati.53. Hati-hatilah dari menuduh dan mencoreng kehormatan oarng lain karena hal itu termasuk dosa yang paling besar.54. Hati-hatilah dari namimah (mengadu domba), yakni menyampaikan perkataan di antara manusia dengan maksud agar terjadi kerusakan di antara mereka.55. Hati-hatilah dari ghibah, yakni engkau menceritakan tentang saudaramu apa-apa yang dia benci jika mengetahuinya.56. Janganlah engkau mengagetkan, menakuti dan menyakiti sesama muslim.57. Wajib bagimu melakukan ishlah (perdamaian) di antara manusia karena hal itu merupakan amalan yang paling utama.58. Katakanlah hal-hal yang baik, jika tidak maka diamlah.59. Jadilah engkau orang yang jujur dan janganlah berdusta karena dusta akan mengantarkan kepada dosa dan dosa mengantarakan kepada neraka.60. Janganlah engkau bermuka dua. Datang kepada sekelompok dengan satu wajah dan kepada kelompok lain dengan wajah yang lain.61. Janganlah bersumpah dengan selain Allah dan janganlah banyak bersumpah meskipun engkau benar.62. Janganlah menghina orang lain karena tidak ada keutamaan atas seorangpun kecuali dengan taqwa.63. Janganlah mendatang dukun, ahli nujum serta tukang sihir dan jangan membenarkan (perkataan) mereka.64. Janganlah menggambar gambar manuasia dan binatang. Sesungguhnya manusia yang paling keras adzabnya pada hari kiamat adalah tukang gambar.65. Janganlah menyimpan gambar makhluk yang bernyawa di rumahmu karena akan menghalangi malaikat untuk masuk ke rumahmu.66. Tasymitkanlah orang yang bersin dengan membaca: "yarhamukallah" apabila dia mengucapkan: "alhamdulillah"67. Jauhilah bersiul dan tepuk tangan.68. Bersegeralah untuk bertaubat dari segala dosa dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan karena kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan hati-hatilah dari menunda-nunda.69. Berharaplah selalu akan ampunan Allah serta rahmat-Nya dan berbaik sangkalah kepada Allah .70. Takutlah kepada adzab Allah dan janganlah merasa aman darinya.71. Bersabarlah dari segala mushibah yang menimpa dan bersyukurlah dengan segala kenikamatan yang ada.72. Perbanyaklah melakukan amal shalih yang pahalanya terus mengalir meskipun engkau telah mati, seperti membangun masjid dan menyebarakan ilmu.73. Mohonlah surga kepada Allah dan berlindunglah dari nereka.74. Perbanyaklah mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah.Shalawat dan salam senantiasa Allah curahkan kepadanya sampai hari kiamat juga kepada keluarganya dan seluruh shahabatnya.(Diterjemahkan dari buletin berjudul 75 Washiyyah li Asy-Syabab terbitan Daarul Qashim Riyadl-KSA oleh Abu Abdurrahman Umar Munawwir)

Selamatkan Diri, Keluarga dari Api Neraka

(Artikel Islam - Untuk Islam) Sesungguhnya kehidupan di dunia ini hanya sebentar saja. Berdasarkan fakta, paling lama kita hidup di dunia ini sekitar 80 sampai 100 tahun. Kehidupan kita yang abadi dan kekal adalah di akhirat kelak. Kenyataannya kita sering lupa sehingga sebagian besar potensi diri dan waktu yang kita miliki, kalau tidak dikatakan semuanya, kita curahkan untuk kepentingan dunia. Padahal seharusnya kita curahkan untuk kepentingan kehidupan akhirat.Betapa tidak? Hampir semua waktu dan potensi diri kita gunakan untuk mencari uang atau harta. Sekitar 8 jam digunakan untuk bekerja. Di jalan kita habiskan 2 sampai 4 jam. Tidur kita pakai 5 sampai 6 jam. Berapa jam yang kita gunakan untuk ibadah shalat fardhu, shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, berzikir dan berbagai aktivitas ibadah lainnya? Berapa pula waktu yang kita habiskan pada hal-hal yang tidak berguna?Kalau kita bekerja 8 jam perhari dan 5 hari sepekan, bearti kita gunakan hidup kita untuk mencari uang sekitar 40 jam perpekan, atau sekitar 23,8 % dari umur kita sejak kita bekerja. Kalau di jalan kita habiskan 3 jam perhari dan 5 hari per pekan, berarti kita menggunakan umur kita di jalan sebangak 8,92 %. Kalau kita tidur sebanyak 6 jam per hari, maka kita akan menggunakan hidup ini sekitar 25 % untuk tidur. Jika kita habiskan waktu 20 menit untuk sekali makan, maka kita membutuhkan waktu 1 jam per hari, atau sekitar 4,16 % kita habiskan umur kita untuk makan. Total waktu untuk bekerja, di jalan, tidur dan makan adalah sekitar 61,88 %.Lalu, bagaimana pula waktu yang kita gunakan untuk shalat fardhu? Jika kita gunakan waktu untuk shalat fardhu 10 menit per shalat, maka kita butuh 50 menit saja, atau sekitar 3,47 %, dari waktu yang diberikan Allah pada kita. Bagaimana pula waktu untuk ibadah sunnah seperti, shalat sunnah, termasuk tahajjud, membaca Al-Qur’an, berzikir pada Allah dan aktivitas ibadah lainya? Katakanlah untuk semua itu kita gunakan sekitar 1 jam perhari, berarti sekitar 4,16 % dari hidup ini kita gunakan untuk ibadah sunnah. Maka total waktu yang kita gunakan untuk ibadah fardhu dan sunnah hanya sekitar 7,63 %. Coba bandingkan dengan waktu yang kita gunakan untuk bekerja, di jalan, tidur dan makan yang mencapai 61,88%. Apakah ini fenomena yang menggembirakan atau memprihatinkan? Belum lagi persoalan kehalalan uang dan harta yang kita dapatkan dan dosa-dosa yang kita lakukan setiap harinya.Kaum Muslimin rahimakumullah,Gambaran di atas tentulah bukan gambaran yang sebenarnya. Paling tidak gambaran di atas menjadi modal berfikir bagi kita semua untuk mengevaluasi dan meninjau ulang aktivitas dan program hidup yang kita jalankan sehari-hari. Apakah aktvitas dan program seperti itu sudah cukup untuk menyelamatkan kita dan keluarga kita dari api neraka di akhirat nanti? Atau tidak akan banyak bermanfaat di akhirat kelak dalam penyelamatan diri dan keluarga kita dari neraka?Agar penyesalan di akhirat nanti tidak terjadi, maka selama masih diberi Allah jatah hidup di dunia ini, kita harus memiliki program utama yang menjamin keselamatan kita di akhirat nanti dari dahsyatnya siksa neraka. Inilah yang Allah anjurkan pada kita, seperti yang difirmankan-Nya dalam surat Attahrim (66), ayat 6 :يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ“Wahai orang-orang beriman, selamatkanlah dirimu dan keluargamu dari Neraka, sedangkan bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Neraka itu dijaga oleh malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka sama sekali tidak pernah durhaka pada Allah dan melaksanakan apa saja yang diperintahkan pada mereka”.Kaum Muslimin rahimakumullah,Selamat dari neraka dan masuk syurga adalah cita-cita terbesar dalam hidup kita dan keluarga kita. Karena di akhirat kelak hanya ada dua tempat kembali, yakni neraka dengan segala kedahsyatan api dan siksaannya dan syurga dengan segala kedahsyatan nikmat dan kesenangan yang ada di dalamnya. Tidak ada cita-cita dan harapan seorang Muslim dan Mukmin melebihi dari keselamatannya dan keluarganya dari api neraka dan masuk ke syurga. Sedangkan peluang untuk mencapai cita-cita dan harapan tersebut hanya dibuka ketika kita hidup di dunia ini. Sebelum kita dihidupkan, kita tidak diberi Allah peluang untuk memilih. Demikian pula setelah kita meninggalkan dunia yang sementara ini, Allah tidak memberi lagi kesempatan bagi kita untuk menentukan pilihan neraka atau syurga. Kita hanya menerima dan mejalankan apa yang kita imani, kita yakini, kita ucapkan dan kita amalkan saat kita hidup di dunia.Sebab itu, selama kita masih diberi Allah kehidupan dan kesehatan, mari kita pilih jalan keselamatan akhirat yang sudah pasti mengandung keselamatan kita di dunia ini. Kita buat program hidup yang akan menyelamatkan kita dan keluarga kita dari nereka dan akan memasukkan kita dan keluarga kita ke syurga. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, kita harus membagi waktu yang ada dalam sehari semalam, atau dalam 24 jam menjadi empat program utama :1. Bagian pertama dari waktu yang ada kita gunakan untuk mencari ilmu, khususnya ilmu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw. Bangun tekad untuk bisa membaca Al-Qura’an dan Sunnah Rasul Saw. setiap hari. Setelah kita baca, kita pahami isi dan kandungannya, kemudian kita amalkan, kita hafal semampu kita, dan kita ajarkan pada anak, istri dan keluarga. Bangun semboyan dalam keluarga “ Tiada hari tanpa Al-Qur’an dan Sunnah”. Hanya dengan membaca AL-Qur’an dan Sunnah Rasul kita bisa tahu mana yang diharamkan Allah dan mana yang dihalalkan-Nya. Apa saja perintah Allah dan apa saja larangan-Nya. Apa saja yang menyebabkan kita terhindar dari neraka dan apa saja yang akan menyebabkan kita masuk syurga. Keyakinan, ucapan dan perbuatan apa saja yang dicintai Allah dan keyakinan, ucapan dan perbuatan apa saja yang dibenci Allah. Prilaku seperti apa yang menyebabkan rahmat Allah turun pada kita dan keluarga kita dan prilaku apa pula yang akan memancing turunnya azab Allah pada kita dan keluarga kita.Fokuskan hidup kita dan keluarga kita pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw. kemudian kita pelajari dan kita teladani pula bagaimana kehidupan para Sahabat Rasul Saw. karena mereka sudah teruji menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah Rasul dengan baik dan maksimal sehingga mereka meraih kerihdaan Allah Ta’ala, serta meraih kesuksesan yang amat besar, yakni masuk syurga, sebagaimana firman Allah :وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah (9) : 100)2. Bagian yang kedua dari waktu kita harus digunakan untuk taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah) melalui ibadah-ibadah fardhu yang Allah wajibkan pada kita, seperti shalat fardhu lima kali sehari semalam, shaum di bulan Ramadhan, membayar zakat jika sudah sampai nishab (takaran) dan haul (waktunya), menunaikan ibadah haji jika sudah mampu, merawat kedua orang tua, khususnya bila mereka sudah tua, berbuat baik pada tetangga, kepada tamu, menyantuni fakir miskin dan anak yatim dan sebagainya. Ibadah-ibadah fardhu tersebut belumlah cukup untuk meraih kasih sayang dan ridha Allah. Kita perlu meningkatkan amal ibadah sunnah (nafilah), seperti 12 rakaat shalat sunnah rawatib (qabliyah dan ba’diyah), tahajjud, sunah fajar, sunah dhuha, shaum sunnah, infak fi sabilillah sebanyak mungkin yang kita bisa dan sebagainya.Ibadah-Ibadah fardhu merupakan cara yang terbaik bagi kita untuk mendekatkan diri kita dan keluarga kita kepada Allah. Sedang ibadah sunnah yang kita lalukan dengan terus menerus merupakan jalan terbaik untuk meraih kasih dan sayang Allah, sebagaimana yang disabdakan Rasul Saw yang diriwayatkan Imam Bukhari :مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ“Siapa yang memusuhi wali-Ku(hamba-Ku) maka aku izinkan baginya berperang. Tidak ada jalan yang lebih Aku cintai bagi hamba-Ku untuk mendekatkan diri pada-Ku seperti ibadah-ibadah yang Aku fardhukan baginya. Bilamana hamba-Ku senantiasa mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan ibadah-ibadah nafilah (sunnah) sampai aku cintai ia. Bila Aku cintai ia, maka Aku yang menjadi pendengarannya bila ia mendengar, dan Aku menjadi matanya bila ia melihat, dan Aku yang menjadi tangannya bila ia memukul, dan kakinya bila ia berjalan. Bila ia meminta, pasti Aku beri, dan bila ia minta perlindungan pasti Aku lindungi. Tidak ada keragu-raguan bagi-Ku sedikitpun terhadap apa yang Aku lakukan seperti keragu-raguan-Ku (mencabut) nyawa seorang Mukmin yang membenci kematian, sebagaimana Aku tidak ingin sama sekali menyakitinya”. (HR. Imam Bukhari).3. Bagian yang ketiga dari waktu yang dianugerahkan Allah pada kita harus digunakan untuk mencari rezki, minimal untuk mencukupi kebutuhan pokok hidup kita dan keluarga kita. Dalam mencari rezki, kita harus berpegang teguh pada ajaran Allah dan Rasul-Nya. Ada tiga prinsip dasar yang harus kita pegang teguh :Pertama, jauhkan diri dari sumber-sumber dan cara-cara yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya, seperti riba, risywah (sogok menyogok), menipu, mengurangi sukatan dan timbangan, berspekulasi, mengandung unsur mudharat, upeti (pajak) dan sebagainya. Pastikan rezki yang kita dapatkan 100 % kehalalannya. Jangan tercampur sedikitpun dengan yang syubhat (ragu-ragu kehalalannya), apalagi yang haram. Setiap daging yang tumbuh dari yang haram, maka api neraka taruhannya. Makanan, minuman, gizi dan pakaian yang haram menjadi penghalang dikabukannya doa’. (HR. Bukhari)Kedua, gunakan rezki yang diberikan Allah kepada kita untuk hal-hal yang bernilai ibadah, jangan sampai digunakan untuk maksiat pada Allah dan kemubaziran, karena orang yang mubazir itu saudara setan (QS.Al-Sirak (17) : 26 – 27).Manajemen rezki (harta atau uang), benar-benar harus ketat, karena semuanya akan Allah mintakan pertanggung jawabannya kelak di sisi-Nya. Allah berfirman :ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِKemudian, kamu semua akan dimintakan pertanggung jawaban terhadap semua nikmat itu (QS.At-Taktsur (102) : 8)Ketiga, jangan habiskan kebanyakan waktu kita untuk mencari rezki. Gunakan waktu secukupnya saja untuk mencari rezki dan jangan sampai melalaikan kita dari beribadah kepada Allah. Untuk itu, kita dituntut kreatif dan jeli melihat celah-celah dan peluang rezki yang halal. Kita harus berani melawan arus kapitalisme dan materialisme yang telah menggurita kehidupan masyarakat kita. Di samping itu, kita harus memiliki berbagai keahlian dalam mencari rezki, khususnya keahlian berdagang. Sungguh sangat amat banyak sumber rezki Allah di atas dan di dalam perut bumi ini. Pintunya sangat banyak dan lapang, khususnya bagi hamba-hamba-Nya yang dekat dengan-Nya, apalagi bagi hamba yang dicintai-Nya, seperti yang dijelaskan dalam hadits sebelumnya. Kunci rezki itu ada di tangan Allah, bukan di tangan manusia. Sebab itu, cara yang paling baik dan mudah mencari rezki ialah dengan mengetuk pintu sang Pemiliknya. Allah berfirman :رِجَالٌ لا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالأَبْصَارُ (37) لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ (38)laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.(37) Meraka mengerjakan yang demikian itu supaya Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya ALlah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.(38) (QS. Annur (24) : 37 – 38).4. Bagian yang keempat dari waktu yang diberikan Allah kepada kita harus digunakan untuk diri kita, karena diri kita memiliki hak sehat dan kuat. Oleh sebab itu sebagian waktu harus dimanfaatkan untuk istirahat, khususnya tidur malam yang cukup, olah raga yang cukup dan suplai gizi dan protein yang cukup pula. Sesungguhnya program menyelamatkan diri dan keluarga dari neraka membutuhkan fisik dan mental yang sehat dan kuat. Tentang masalah ini, Rasul Saw, bersabda, seperti yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahihnya:الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ“Orang Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai dari Mukmin yang lemah. Dalam setiap Muslim itu ada kebaikan. Fokuskan dirimu pada hal yang bermanfaat bagimu. Dan mintalah pertolongan pada Allah, dan jangan sekali-kali kamu lemah. Jika kamu ditimpa oleh suatu musibah, maka jangan katakan : sekiranya aku lakukan (yang ini), pasti akan jadi begini dan begini. Akan tetapi katkanlah : Itu adalah takdir Allah. Dan apa saja yang dikehendaki Allah, pasti terjadi. Sesungguhnya kata “sekiranya” itu membuka perbuatan setan”.5. Bagian kelima dari waktu yang diberikan Allah kepada kita harus kita gunakan untuk keluarga, yakni anak-anak dan istri-istri kita. Sekarang kita lihat betapa waktu untuk keluarga ini sangat sedikit kita berikan, karena beralasan sibuk mencari nafkah dan mencari nafkah itu ibadah. Betapa banyak fakta yang kita lihat keluarga broken home, padahal anak-anak dan istri hidup dalam kecukupan materi. Penyebabnya tak lain karena tidak diberikan perhatian waktu dan kebutuhan psikis mereka dengan cukup terhadap kehadiran dan kebersamaan seorang ayah dan pemimpin keluarga. Sebab itu, Islam mengajarkan pada kita bahwa tugas pokok dan utama seorang ayah adalah menyelamatkan keluarga (anak dan istri) dari api neraka dengan cara berikut :1. Ajarkan keluarga mengenal Allah, Rasul-Nya, Al-Qur’an, dan sejarah kehidupan para shahabat Rasul Saw.2. Bimbing keluarga agar menjadi keluarga yang bersyukur pada Allah dan berbakti kepada kedua orang tua, serta berbuat baik pada karib kerabat, teman, tetangga dan mayarakat lainnya.3. Lindungi keluarga dari keyakinan, ucapan dan perbuatan yang mengandung syirik kepada Allah.4. Ajarkan keluarga untuk selalu muraqobatullah (merasa dimonitor Allah) sehingga mereka takut dan berharap hanya kepada Allah.5. Ajarkan dan bimbing keluarga untuk menjadi ahli ibadah.6. Ajarkan dan libatkan keluarga dalam berbagai aktivitas dakwah, karena dawah itulah profesi yang amat mulia di sisi Allah dan sekaligus ajang mengumpulkan amal shaleh yang tak terhingga nilainya.7. Ajarkan dan bimbing keluarga agar selalu berpegang pada akhlak mulia, di mana saja, kapan saja dan apapun profesi yang ditekuni.Kaum Muslimin rahimakumullah,Demikianlah khutbah ini, semoga Allah membantu dan menolong kita dalam melaksanakan program penyelamatan diri dan keluarga dari neraka. Dan semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin(Artikel Islam - Untuk Islam) sumber:Ust Yusuf Mansur Network

Hidup Bijak Bersama Istri

  Suamiku sering menyebut-nyebut kelebihan wanita lain di depanku . Seolahh-olah dia menyesal menikah denganku.., ” ujar seorang ummahat. Tampak kesedihan terpancar dari wajahnya. Dan, kedua matanya pun berkaca-kaca.
Jika engkau ingin mengenal hal itu, peganglah kertas dan pena, dan tulislah kelebihan-kelebihan istrimu dan kekurangan-kekurangannya, tentu engkau akan melihat bahwa kelebihannya jauh lebih banyak daripada kekurangannya. Ketahuilah, bahwa dalam kehidupan rumah tangga ini tidak memungkinkan bagimu untuk mendapatkan seorang istri yang seratus persen sesuai dengan kriteria yang engkau inginkan. Sudah tentu terdapat perbedaan karakter, dan sudah tentu pula bahwa engkau akan melihat sesuatu yang mengagumkanmu dan sesuatu yang tidak menyenangkanmu.Ketahuilah hai para suami, istrimu tidak dan tidak akan seratus persen sebagaimana yang engkau inginkan. Sebab, ia menerima pendidikan yang berbeda dengan pendidikan yang engkau dapatkan, serta memiliki tabiat yang berbeda dengan tabiat yang ada pada dirimu.
Seorang istri yang merasakan bahwa suaminya melakukan hal seperti ini, yaitu pelecehan terhadap akalnya dan caranya dalam berpikir, maka istri tersebut tidak akan memberikan cintanya kepada suaminya. Ada persoalan yang dipahami secara keliru oleh kaum lakihlaki. Yaitu bahwa mereka menganggap akal wanita itu lemah dan kurang cerdas, serta cara berpikirnya bengkok, kurang lurus. Dan bahwa ia tidak mungkin memiliki pendapat yang lurus. Pendapat dan anggapan seperti ini sama sekali tidak ada dasarnya, dan jelas tidak benar. Sumbernya adalah pemahaman yang keliru mengenai beberapa hadits yang berbicara mengenai masalah ini. Misalnya adalah hadits yang menyebutkan bahwa mereka adalah “Orang-orang yang kurang akal dan agamanya.” Redaksi hadits seperti ini dipahami secara keliru oleh sebagian orang. Mereka memahami bahwa kurangnya akal di sini adalah kurangnya kecerdasan atau kebengkokan dalam berpikir. Ini jelas keliru. Yang dimaksudkan di sini adalah sifat lupanya kaum wanita lebih banyak daripada lelaki. Hal itu disebabkan karena ada banyak hal yang dialami oleh kaum wanita yang membuatnya mudah lupa, terlebih dalam kehidupan umum, dimana ia tidak bisa seleluasa kaum lelaki.Dalil mengenai hal itu ialah bahwa Nabi ketika ditanya oleh kaum wanita, “Apakah kekurangan akal dan agama kami, wahai Rasulullah?”

Qana’ah Sifat Mulia yang Harus di Miliki Para Istri

Adam,Hawa Wa Jannah..

Adam,Hawa Wa Jannah..

Alhamdulillaah…..
Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.Allahumma Shalli wa Salim Ala Sayyidina Muhammadin wa Ala aali Sayyidina Muhammadin fi Kulli Lam Hatin wa na Fasinn bi'adadi Kulli Ma'lu Mil Lak.

"Allahumma baariklanaa di Rajab wa Sya'ban Wa Ballighna Ramadhan",Semoga Allah memberkahi kehidupan kita dibulan-bulan ini untuk berjumpa Ramadhan,Dengan segenap kesiapan ruhiyah, fikriyah,jasadiyah,maliyah dan satukan barisan raih takwa & sambut kemenangan dakwah, Intanshurullah yanshurkum wayutsabbit aqdamakum.

`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin.

Adam ku,
Kau sebenarnya imam dan aku makmum mu kerana kau adalah ketua. Jika kau benar, maka benarlah aku. Jika kau lalai, maka lalailah aku. Wahai Adam, kau punyai kelebihan akal, manakala aku kelebihan nafsu. Akalmu 9, nafsumu 1. akalku 1, nafsuku beribu-ribu. Oleh itu Adam, pimpinlah tanganku kerana aku sering lalai dan lupa, sering tergelincir ditolak nafsu dan konco-konconya.

Adam ku,
Aku suka kalau kau mengimami solatku pada setiap waktu. Akanku aminkn doamu agar kelak luas syurgaku. Lebih aku suka kalau kau bangunkan aku bertahajjud bersamamu, agar nanti diberkati Ya Rabbi. Kenalkanlah aku pada majlis-majlis agama. Ajarilah aku Yaasin dan memahami al-Quran. Kau ajarlah aku mengalunkan kitab Allah di malam Jumaat yang penuh barakah. Khabarkan padaku tentang fardu-fardu yang patut aku tahu. Bimbinglah aku dengan amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Adam ku,
Ajari aku agar menjadi isterimu yang solehah. Didiklah aku supaya menjadi permata di kaca lembah. Selimutkan dengan iman dan taqwa bekal ke jalan Allah. Ingatkan aku supaya hormat, tunduk dan patuh padamu setiap waktu. Tolonglah aku Adam agar aku tidak beku. Bantulah aku agar otakku tidak buntu. Selamatkanlah aku daripada seksa api neraka yang tidak tegar aku tanggung. Pimpinlah aku menuju nur al-jannah. Tarbiahlah aku supaya kelak aku calon srikandi solehah. Bantulah aku dalam menyemai sifat mahmudah. Moga aku dapat menjadi secerdik Aisyah Humairah Rasulullah, setulus hati dan kasih laksana Siti Khadijah, sezuhud dan sepatuh Rabi’atul Adawiyah, sekuat iman umpama taatnya Sumayyah, seikhlas dan semurni hati Halimatul Sa’adiah dan segagah dan seteguh Nailah al-Farashiyah yang tegar meski tangan bermandi darah membela Khalifah Allah. Seindah hiasan adalah wanita solehah, moga aku hiasan terindah hidupmu Adamku.

Bingkisan tulus dari Adam buat Hawa…

Hawa ku,
Meski aku Adam, gagah pada luaran, adakalanya aku juga tewas dalam godaan. Walau aku pemimpin Khalifah bagimu, aku juga selalu tersungkur kalah akibat nafsu.Nafsuku 1, akalku 9, namun yang 1 itu sering menjadikan aku di luaran kawalan. Kadangkala aku juga tewas dalam lautan duniawai, lemas dalam dunia sendiri. Andai aku leka dan alpa, ingatkan aku untuk kembali pada-Nya, kerana sesungguhnya disebalik seorang lelaki, berdiri seorang wanita.

Hawa ku,
Walaupun aku durjana duniawi, aku juga impikan wanita solehah sebagai suri. Justeru, ingatkan aku agar tingkatkan ibadah, kelak aku bisa menjadi suami soleh. Ingatkan aku supaya selalu mengalunkan kalamullah, agar dapat aku memandumu ke syurga al-Jannah. Sedarkan aku agar mengejar keredhaan ar-Rahman, agar hidup aku sentiasa aman. Bangunkan aku bertahajud bersamamu, agar kelak rahmat-Nya tiada tandingan untukku. Aminkan bacaan doaku, moga nanti luas syurgamu. Taat dan patuhilah aku, kelak solehah jadi milikmu.

Hawa ku,
Aku suka jika kau menutup aurat daripada pandangan buas durjana. Aku suka jika kau tidak sesuka hati menabur cinta duniawi sebaliknya kau titipkan buat zaujmu kelak. Aku suka jika kau bidadari sentiasa mengejar kebahagiaan ukhrawi. Aku kalau kau bersifat keibuan supaya kelak zuriatku penuh dengan kesantunanmu. Aku lebih suka kata-kataku berhemah kerana itu menunjukkan kau wanita berhemah. Aku suka jika kau pandai berdikari, agar kelak kau mampu berdiri sendiri. Lagi indah kalau kau berperibadi mulia, kerana itu sebaik-baik hiasan dunia. Aku suka kalau kau pandai menjaga maruah, agar harga dirimu tidak terlalu murah. Lebih elok jika kau mampu berfalsafah, kerana itu simbol mar’a fatonah. Peliharalah agama seperti mana auratmu terjaga rapi, siramlah ahti dengan taqwa, sebagai bekalan menghadap Yang Kuasa. Hiasi peribadi dengan sifat mahmudah. Agar kelak tidak dipandang leamh. Meski kau dicipta daripda rusukku yang bengkok, namun ada ketika tangan yang disangka lembut mengayun buaian mampu menggoncang dunia mencipta sejarah. Oleh itu, ingatlah aku Adammu yang sering leka dan alpa. Kelak Hawa ku ini bakal menghuni al-Firdausi.

Aamiin Ya Rabbal'alamin..
Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir

https://www.facebook.com/pages/Sebelum-Engkau-Halal-BagiKu/138509376220354


ISTRIKU,KAU BIDADARI PENYEJUK HATIKU

ISTRIKU,KAU BIDADARI PENYEJUK HATIKU
Alhamdulillaah…..
Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.Allahumma Shalli wa Salim Ala Sayyidina Muhammadin wa Ala aali Sayyidina Muhammadin fi Kulli Lam Hatin wa na Fasinn bi'adadi Kulli Ma'lu Mil Lak.

`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin.

Sebuah Renungan, Catatan dari Seorang Suami Untuk Istrinya...

Bismillahirrohmaanirrohiim,

Wahai Istriku...
Malam telah larut, dan aku melihat engkau telah terlelap dengan indahnya menuju mimpi-mimpimu,dapat aku melihat engkau tersenyum dengan indahnya di dalam tidurmu...

Wahai istriku...
Beristirahatlah sebentar sebelum engkau bangun untuk mengerjakan sholat malammu....

Wahai istriku...
Dapat aku melihat bulir-bulir keringat membasahi keningmu,mungkin kerana udara yang terasa panas di malam ini membuatmu banyak berkeringat dalam tidurmu,memang kamar yang sempit ini tidak memikili AC,tidak banyak memiliki hiasan dan perabotan yang mahal,tidak juga kita beralaskan tempat tidur yang empuk dan mewah.

Namun diriku selalu bersyukur kdpada Allah Ta'ala karena engkau menerima semua ini dengan lapang dada dan penuh kesabaran...

Wahai istriku...
Sewa rumah akan habis satu bulan lagi, dan tabungan kita belum cukup untuk membayar sewa rumah ini satu tahun ke depan, semoga Allah Ta'ala memberikan kita tambahan rizki agar kita mampu memperpanjang sewa rumah kecil ini, agar kita terlindung dari terik panas dan dinginya malam, agar anak-anak kita pun bisa bernaung dari derasnya hujan dan memiliki tempat bermain. Memang tidak luas rumah yamg kita sewa ini, namun bersama dirimu dan anak-anak kita semuanya, ia menjadi taman syurga yang indah...

Wahai istriku....
Kita memang tidak memiliki rumah tempat tinggal yang luas sebagai bagian dari kebahagiaan,namun aku memiliki sebagian kebahagiaan yang lain,yaitu dirimu sebagai Istri yang Shalehah yang selalu berada di sampingku,bersabar atas semua kesempitan dunia ini...

Wahai ibu dari anak-anaku....
Terima kasih kerana engkau tidak pernah mengeluh kerana ketidak

mampuan suamimu untuk membelikan sebuah rumah bagimu...

Duhai bidadariku yang Allah pilihkan untuku,terima kasih engkau telah

membangkitkan semangatku untuk ibadah kepada Allah Ta'ala di tengah-tengah kesulitan kita,terima kasih atas kesabaranmu mendidik anak-anak kita di tengah kekurangan ini.

Terima kasih wahai istriku...
Engkau selalu mengingatkan diriku untuk senantiasa bersyukur

kepada Allah Ta'ala atas rizki yang di berikan-Nya kepada kita

sehingga kita bisa makan setiap hari tanpa kekurangan...

Wahai istri dari hamba yang dha'if....
Perkenankanlah suamimu mengajakmu untuk membangun sebuah rumah dan istana yang indah bagimu di syurga kelak, dunia ini bukan bagian kita,dan kita tidak akan tinggal lama di dalamnya,biarlah kita kelak keluar dari kesempitan ini menuju kelapangan yang indah, InsyaAllah...

Wahai istriku...
Mari kita bangun sebuah rumah di syurga dengan shalat sunnah rawatib,Berusahalah untuk menegakannya walau di tengah kesibukanmu mengurus rumah tangga dan anak-anak kita,Berusahalah demi kebaikanmu dan kebaikan kita semua,aku akan membantumu dalam menjaga anak-anak kita dan membantumu mengerjakan pekerjaan rumah yang mampu aku lakukan...

Wahai istriku...
Mari kita bangun rumah di syurga dengan meninggalkan perdebatan,demi Allah, perdebatan itu hanya akan meninggalkan permusuhan dan kebencian,maka bersabarlah dalam dakwah,

Ketika engkau sedang menasihati seseorang maka perhatikanlah hak-haknya,Jika dia bertanya kepadamu maka jawablah dengan baik sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah Rosulullah SAW, serta bersabarlah,Jika ia mendebatmu maka tinggalkanlah dia...

Wahai istriku...
Janganlah engkau banyak bercanda,apalagi jika engkau membumbuinya dengan dusta,Sungguh kedustaan itu akan meruntuhkan bagian rumahmu di syurga kelak...

Wahai istriku...
Perbaguslah akhlakmu, berhiaslah dengan akhlak yang shalihah,berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah ash shalihah,karena bukan saja engkau akan mendapatkan sebuah rumah di bagian teratas syurga,engkau juga akan mendapatkan kecintaan Allah Ta'ala,kemudian dari aku suamimu,dari anak-anakmu, dan dari karib kerabatmu dan dari seluruh kaum muslimin...

Wahai istriku...
Kenalilah dunia dengan segala perangkapnya dengan segala keburukan di dalamnya.

"Barangsiapa yang mengenal dunia, niscaya dia tidak akan senang dgn kemegahan yg ada didalamnya dan tidak akan bersedih dengan bencana yang ada di dalamnya".

Karena itu wahai istriku...
Mari kita lalui kehidupan di dunia ini sebagaimana seseorang yang asing,sebagaimana seorang pengembara dalam perantauanya,mengambil seperlunya saja apa yg menjadi hak kita,karena kita akan meninggalkan negri perantauan ini dan kembali kepada kampung halaman akhirat yang kekal.

Mari kita kumpulkan bekal sebaik-baiknya,Semoga kelak ketika kita pulang ke kampung halaman kita,ada sebuah rumah yang indah menanti kita,sebuah rumah yang telah kita bangun sejak jauh hari dari sekarang ini...

Ketika masìh di dunia ini...

Aamiin ya Rabbal'alamin....

Wallahu a'lam bish showab..

Mengalirlah butiran bening dari telaga mata ini,saat ku tuliskan catatan ini........

♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥

Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir
https://www.facebook.com/pages/Sebelum-Engkau-Halal-BagiKu/138509376220354

Ukhty Hapuslah Air Mata Di pipi



Ukhty Hapuslah Air Mata Di pipi

`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin.
Kegelisahan, kedukaan dan air mata adalah bagian dari sketsa hidup di dunia. Tetesan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa terkadang memilukan, hingga membuat keresahan dan kebimbangan. Kedukaan karena kerinduan yang teramat sangat dalam menyebabkan kepedihan yang menyesakkan rongga dada. Jiwa yang rapuh pun berkisah pada alam serta isinya, bertanya, dimanakah pasangan jiwa berada. Lalu, hati menciptakan serpihan kegelisahan, bagaikan anak kecil yang hilang dari ibunya di tengah keramaian.

Keinginan bertemu pasangan jiwa, bukankah itu sebuah fitrah? Semua itu hadir tanpa disadari sebelumnya, hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan. Sebuah fitrah pula bahwa setiap wanita ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian. Dengan sentuhan kasih sayang dan belaiannya, akan terbentuk jiwa-jiwa yang sholeh dan sholehah.

Duhai...

Betapa mulianya kedudukan seorang wanita, apalagi bila ia seorang wanita beriman yang mampu membina dan menjaga keindahan cahaya Islam hingga memenuhi setiap sudut rumahtangganya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala pun telah menciptakan wanita dengan segala keistimewaannya, hamil, melahirkan, menyusui hingga keta'atan dan memenuhi hak-hak suaminya laksana arena jihad fii sabilillah. Karenanya, yakinkah batin itu tiada goresan saat melihat pernikahan wanita lain di bawah umurnya? Pernahkah kita menyaksikan kepedihan wanita yang berazam menjaga kehormatan diri hingga ia menemukan kekasih hati? Dapatkah kita menggambarkan perasaannya yang merintih saat melihat kebahagiaan wanita lain melahirkan? Atau, tidakkah kita melihat kilas tatapan sedih matanya ketika melihat aqiqah anak kita?

Letih...

Sungguh amat letih jiwa dan raga. Sendiri mengayuh biduk kecil dengan rasa hampa, tanpa tahu adakah belahan jiwa yang menunggu di sana.

Duhai ukhti sholehah...

Dalam Islam, kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia fana ini saja, karena masih ada akhirat. Memang, setiap manusia telah diciptakan berpasangan, namun tak hanya dibatasi dunia fana ini saja. Seseorang yang belum menemukan pasangan jiwanya, insya Allah akan dipertemukan di akhirat sana, selama ia beriman dan bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya yang telah menetapkan dirinya sebagai lajang di dunia fana. Mungkin sang pangeran pun tak sabar untuk bersua dan telah menunggu di tepi surga, berkereta kencana untuk membawamu ke istananya.



Keresahan dan kegelisahan janganlah sampai merubah pandangan kepada Sang Pemilik Cinta. Kalaulah rasa itu selalu menghantui, usah kau lara sendiri, duhai ukhti. Taqarrub-lah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kembalikan segala urusan hanya kepada-Nya, bukankah hanya Ia yang Maha Memberi dan Maha Pengasih. Ikhtiar, munajat serta untaian doa tiada habis-habisnya curahkanlah kepada Sang Pemilik Hati. Tak usah membandingkan diri ini dengan wanita lain, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala pasti memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya, meski ia tidak menyadarinya.

Usahlah dirimu bersedih lalu menangis di penghujung malam karena tak kunjung usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa. Menangislah karena air mata permohonan kepada-Nya di setiap sujud dan keheningan pekat malam. Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa. Bersiap menghadapi putaran waktu, hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tausyiah-lah selalu hati dengan tarbiyah Ilahi hingga diri ini tidak sepi dalam kesendirian.

Bukankah kalau sudah saatnya tiba, jodoh tak akan lari kemana. Karena sejak ruh telah menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu pun telah dituliskan-Nya.

Sabarlah ukhti sholehah...

Bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dengan kemewahan sinar keemasannya. Malam masih indah dengan sinar lembut rembulan yang dipagar bintang gemintang. Kicauan bening burung malam pun selalu riang bercanda di kegelapan. Senyumlah, laksana senyum mempesona butir embun pagi yang selalu setia menyapa.

Hapuslah air mata di pipi dan hilangkan lara di hati. Terimalah semua sebagai bagian dari perjalanan hidup ini. Dengan kebesaran hati dan jiwa, dirimu akan menemukan apa rahasia di balik titian kehidupan yang telah dijalani. Hingga, kelak akan engkau rasakan tak ada lagi riak kegelisahan dan keresahan saat sendiri.

♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥

Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir

https://www.facebook.com/pages/Sebelum-Engkau-Halal-BagiKu/138509376220354

Ya Zauji,,Sudahkah Aku Menjadi Bidadari di Hatimu?



`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin.

Sebuah renungan untuk para istri,"Sudahkah kita melakukan yang terbaik untuk suami kita sehingga suami kita bersedia menulis surat yang seperti ini untuk kita?"

“ Aku rasa istriku adalah karunia terindah yang Allah berikan kepadaku…Saat di dalam rumah, ia selalu berusaha memanjakanku. Kebutuhanku selalu dia penuhi sebelum dirinya. Saat aku pergi meninggalkan rumah, tak ada gelisah atas anak-anak dan hartaku. Aku percaya dia tidak akan menelantarkan mereka. Aku yakin ia akan senantiasa menjaga kehormatan diri dan keluarganya.

Saat aku di tempat kerja, bahkan saat di luar kota, seringkali ia menelepon menanyakan keadaanku. Saat aku sakit, ia menjadi yang begitu perihatin dengan keadaanku. Dan dengan panggilan sayang yang sering ia ucapkan, aku menjadi begitu bahagia. Aku merasa, bahwa kehadiranku di dunia ini, keberadaanku di tengah-tengah mereka menjadi semakin berharga.

Istriku juga akan sangat bahagia saat aneka masakan dan kue yang dibuatnya lahap kami nikmati. Ia juga begitu senang saat dapat berbagi dengan para tetangga. Ia selalu mendukung setiap kebaikan yang aku lakukan. Ia pun tak pernah memberatkanku dengan segala macam tuntutan yang sulit aku penuhi. Ia lebih tenang dan senang saat berkumpul bersama kami di dalam rumah, daripada berkeliling di mal-mal atau tempat hiburan dan rekreasi.

Bahkan, saat kami kesulitan keuangan, ia tidak jarang harus menjual perhiasan yang dipakainya secara diam-diam. Menyadari segala kebaikan yang dipersembahkannya kepadaku, aku merasa sangat miskin kebaikan.

Aku merasa berutang budi begitu banyak terhadapnya. Sepertinya apa yang selama ini aku berikan sangat tidak sebanding dengan segenap kebaikan yang ia persembahkan. Dan aku menjadi semakin terharu, saat menawarkan sedikit kemewahan, tapi ia menolak dan lebih memilih hidup apa adanya.

Saat aku memberi sesuatu yang membahagiakannya, tak lupa ucapan terima kasih dan doa mengalir dari bibirnya. Ini semakin memacu semangatku untuk mengimbangi segala kebaikannya dengan mempersembahkan kebahagiaan untuknya.

Anak-anakku begitu bahagia saat berada di dekatnya. Kami merasa begitu sedih dan kehilangan saat ia marah karena sikap atau perkataan kami yang tak berkenan di hatinya. Dan aku menjadi semakin terharu, saat ia mengatakan tak berkeberatan untuk mencarikanku istri lagi. ‘Bagaimana mungkin aku membutuhkan wanita lain kalau kamu adalah wanita terbaik yang aku miliki? Apalagi yang aku cari dari seorang wanita?’

Sejujurnya kuakui, setelah Allah dan Rasul-Nya, ia adalah sumber kebahagiaan kami. Tapi saat aku mengakui dengan sejujurnya akan hal itu kepadanya, ia hanya tertawa dan menganggapnya hanya rayuan belaka. Wahai sayangku, semoga Allah membalas semua kebaikanmu dengan surga-Nya yang terindah. Engkau adalah bidadari yang Allah karuniakan padaku di dunia……..”

Dari Suamimu yang tercinta

Sebuah renungan untukku, untukmu, untuk kita semua.,Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci....

(Di nukil dari buku “Menjadi Bidadari Cantik ala Islam”, oleh Ummu Ahmad Rifqi –istri dari Ust. Zaenal Abidin bin Syamsudin Lc. Penerbit Pustaka Imam Abu Hanifah, Cetakan pertama, Maret 2009)

Wallahu'alam

♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥

Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir


Izinkan Aku Menemanimu Sampai Dunia Akhirat `*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin. Pernahkah anda mengatakan kepada pasangan hidup anda,"Sayangku,izinkan aku menemanimu sampai akhir hayatku." Kata itu terdengar indah dan membahagiakan,begitu bahtera rumah tangga berlayar ditengah samudra kehidupan. Perjalanan waktu terasa cepat berlalu, dilewati dengan manis,pahit,getir,penuh tawa dan derai air mata semua seolah berlarian,melompati kebahagiaan dan penderitaan. Berawal dari seorang laki-laki terhanyut dalam kelembutan sinar kedua matanya, Jatuh hati pada kesederhanaan seorang perempuan lalu laki-laki itu mengajaknya untuk melangkah merajut janji suci dihadapan Allah. Bersamanya semua terasa indah dan penuh pesona untuk dijalaninya hingga terlahir buah cinta yang suci dari rahimnya. Kisah itu begitu nyata dalam perjalanan hidup rumah tangga kita. Kita menyukai kelembutan mata pasangan kita, kedamaian disetiap belaiannya hingga tahun berganti tahun dan pesonanya perlahan memudar, terkikis kisaran emosi, hempasan derita,ujian,cobaan dan air mata yang membuat kerutan-kerutan diwajah orang yang kita cintai. Termangu dalam kesendirian, terhanyut dalam kelembutan sinar kedua bola matanya. Pada keceriaan di setiap derai tawa belahan hidup kita. Kehadirannya membawa nuansa jingga dan ungu dikehidupan penuh warna. Tertatih-tatih mewujudkan rumahku seindah surga. Keluargaku bagaikan surgaku,merindukan akan ketenteraman,kasih sayang dan kebahagiaan. Namun yang terjadi justru kita mudah terluka dan menderita karena orang yang kita cintai. Kita menjadi sakit dan penuh derai air mata karena orang yang kita kasihi. Itulah Cobaan yang paling berat di dalam kehidupan rumah tangga maka kita harus memiliki sebuah kekuatan dan kesabaran yang besar agar kita bisa "memaafkan." karena bila tidak bisa memaafkan,maka hati kita dipenuhi oleh kemarahan, sakit, kecewa dan derita justru yang dilakukan oleh orang yang paling kita sayangi dan kita kasihi. Memaafkan hampir menjadi obat mujarab bila kita sedang menghadapi konflik keluarga. Menyentuh hati yang paling dalam,menyejukkan dari keresahan dan kegelisahan. Ketika kaki kita menginjak bumi,meraih jemari,rebah dalam kehangatan pelukan menyembuhkan luka. Tidaklah berarti apapun luka yang kita rasakan karena bukan seberapa besar luka dan derita namun seberapa besar kekuatan dan kesabaran yang kita miliki untuk menanggung luka dan derita itu. Bila kekuatan dan kesabaran yang kita miliki kecil dan rapuh maka luka kecilpun kita sudah merasa begitu teramat menderita. Jika kita memiliki kekuatan dan kesabaran yang besar,sebesar apapun luka dan derita itu tidak akan berarti apapun bagi kita,karena Allah melimpahkan kelembutan dan kasih sayang di dalam diri kita. Sebagaimana sabda Rasulullah."Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi satu keluarga,maka Allah akan memasukkan rasa kelembutan dalam diri mereka" (HR. Ahmad). ♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥ Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir
Goresan Tinta Emas Dalam Pena Untukmu Wahai Tulang Rusukku. `*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin. Ku untai kalimatku dengan goresan pena ini, untukmu, suamiku yang kucintai, semoga engkau lebih berbahagia. Membaca suratmu, wahai suamiku, menjadikan aku ingat masa lalu. Aku merasakan makna kalimat-kalimatmu sebagaimana aku rasakan tatkala engkau sampaikan kalimat-kalimat itu saat kita baru memulai hidup bersama dahulu. Kini, setelah semua berlalu, dan setelah aku hampir terlupa akan kalimat-kalimat itu, engkau goreskan kalimat itu untuk kedua kalinya. Kusampaikan jazakallohu khoiran, Suamiku, atas kebaikanmu, dan atas perhatianmu kepadaku, istrimu. Suamiku yang kucinta… Mungkin engkau telah begitu sering sering mendengar kata-kata permintaanku. Namun, aku berharap engkau takkan jemu menanggapinya. Saat ini pun, aku katakan padamu, wahai suamiku, bantulah aku menjadi sebaik-baik perhiasan duniamu. Bantulah aku menjadi salah satu dari keempat kebahagiaan hidupmu. Bila engkau meminta agar aku membantumu untuk memperbaiki akhlak dan pergaulanmu kepadaku, maka lebih dari itu, aku begitu berharap engkaulah orang yang akan mengantarkanku ke taman akhlak yang mulia bersamamu. Suamiku, jika engkau bersungguh-sungguh mengatakan kepadaku apa yang engkau goreskan itu, maka lebih dari itu, aku pun berharap engkau lebih bersungguh-sungguh membimbing, mengayomi, dan menyertakanku dalam seluruh kebaikanmu. Aku ingat nasehat emas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam meski itu lebih tepat disebut peringatan. Peringatan bagiku sebagai seorang istri, yang tentunya perlu engkau tahu, meski aku kira engkau pun telah mengetahuinya. Aku ingat saat beliau shalallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan seorang wanita sebagai istri sepertiku dengan sabdanya shalallahu ‘alaihi wasallam, فَا نْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ فَاءِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَ نَارُكِ “Maka perhatikanlah, wahai si istri, bagaimana kalian mempergauli suamimu. Sesungguhnya ia adalah surga atau nerakamu.” [HR. Ahmad 4/341 dan 6/419, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami' 1509 dan ash-Shohihah 6/220.] Begitu jelasnya makna nasihat beliau itu, dan begitu tegasnya pernyataan beliau shalallahu ‘alaihi wasallam. Dengan goresan pena kita ini, semoga engkau tahu, wahai suamiku, bahwa aku begitu sangat berharap surga dan tidak ingin terjebak ke neraka sementara aku punya engkau, suamiku. Aku tahu engkau berarti surga, juga berarti neraka bagiku. Namun, aku berharap engkau mau mengerti bahwa aku tidak menginginkan neraka. Engkau pun pasti juga begitu. Maka, bantulah aku, suamiku. Suamiku, tentunya engkau tahu bahwa jalan menuju surga tidaklah mudah. Namun aku berharap jalan itu akan dipermudah bagiku. Aku berharap jalan surgaku akan dengan mudah kutelusuri bersamaan dengan tetap adanya aku di sisimu. Apakah engkau paham maksudku, suamiku? Aku hanya ingin mengatakan satu pintaku: buatlah aku mampu melakukan apa pun yang membuatmu ridho kepadaku, sebab dengan begitu Allah pun akan meridhoiku. Sebaliknya, belokkanlah langkahku bila aku melakukan sesuatu yang membuat Allah memurkaiku sehingga engkau pun murka kepadaku. Karena kau tahu aku begitu lemah untuk bisa menunaikan seluruh hak-hakmu. Bahkan tiada mungkin aku menunaikan seluruhnya sebab begitu agung dan tak terhingga hak-hakmu. Bukankah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah menegaskan: حَقُّ الزَّوْجِ عَلَى زَوْ جَتِهِ أَنَّ لَوْ كَانَتْ بِهِ قُرْ حَةٌفَلَحِسَتْهَا مَا أَدَّتْ حَقَْهُ “Hak seorang suami yang harus ditunaikan oleh istri itu (nilainya begitu besar), sehingga seandainya suami terluka bernanah di badannya, lalu istrinya menjilatinya pun belum dinilai ia telah menunaikan haknya.” [HR. Hakim dalam al-Mustadrok 2717 dan beliau mengatakan hadits ini sanadnya shohih, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami' 3148] Rasanya, sangatlah berat bagiku untuk meraih surga itu. Mengingat betapa untuk menunaikan hak-hakmu saja begitu berat bebannya kurasa.Maka, aku hanya ingin engkau menunaikan sebagian saja dari hak-hakku agar aku bisa menunaikan hak-hakmu dengan seimbang. Semoga engkau mengerti ini, dan semoga engkau sudi menerimanya, istrimu yang lemah ini. Karena aku tahu, seperti engkau juga telah tahu, bahwa Allah Ta’ala tidak mewajibkan kepadamu selain sebagian hak-hakku semata. Bukan seluruh hak-hakku harus engkau tunaikan sehingga betapa akan semakin berat kiranya aku menunaikan hak-hakmu. Suamiku, sejujurnya aku katakan bahwa kebahagiaan rumahku adalah tanggung jawabku. Menyambutmu dengan senyuman adalah rutinitas keseharianku. Ketenanganmu begitu membahagiakanku. Aku sangat suka kesuksesanmu meski hanya dengan sedikit bantuanku. Saat kutahu apa maumu, begitu ringan hidupku. Semuanya kulakukan karena aku merasa seandainya aku tidak melakukannya, hak-hakmu yang mana lagi kiranya yang kuasa kutunaikan. Maka pintaku, bantulah aku, suamiku. Suamiku, aku tahu, sebagaimana engkau pun tahu, shalat adalah sebuah kunci surga bagiku. Maka bantulah aku, suamiku, sebagaimana aku biasa membantumu untuk bisa bersama-sama menunaikannya dengan baik dan diterima oleh-Nya Ta’ala. Aku pun tahu, sebagaimana engkau juga tahu, puasa Romadhan adalah satu kunci surga yang lain bagiku. Maka bantulah aku, suamiku, sebagaimana aku biasa membantumu untuk bisa bersama-sama menunaikannya dengan baik, dan semoga ibadah kita diterima oleh-Nya. Aku tahu sebagaimana engkau juga tahu, bahwa ragaku ini, diriku ini, hanya halal buatmu seorang. Maka pintaku, berilah aku sesuatu yang halal yang bisa kunikmati sebagai nafkah lahir dan batinku. Bantulah aku berlaku pintar menunaikan hakmu, sebagaimana aku akan berusaha menjadikanmu pandai berbaik-baik kepadaku. Dengan begitu, aku berharap agar kita berkesempatan bersama menggapai ridho-Nya. Aku juga tahu, sebagaimana engkau juga telah tahu bahwa menaati perintah dan ajakanmu melakukan apa pun yang Allah ridhoi adalah salah satu kunci surga yang lain bagiku. Maka pintaku, bila aku tidak kuasa melakukannya, janganlah engkau murkai kekuranganku tapi perintahlah aku dengan sesuatu yang lain yang aku kuasai melakukannya. Dan bila aku telah kuasa melakukan apa yang engkau perintahkan, dan aku telah memenuhi ajakanmu, janganlah lupakan Dzat Yang Maha Kuasa di atas sana. Bersyukurlah kepada-Nya sebelum kau ucapkan kata terima kasihmu padaku. Dengan begitu, aku berharap ridho-Nya dan juga ridhomu. Karena aku berharap surga-Nya. Semoga engkau memahami ini, suamiku. Seandainya ada tinta emas dalam pena kita ini, tentu aku akan tuliskan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam ini sebagai syi’ar yang lebih berarti bagiku, dan semoga akan selalu kita baca dan kita tunaikan bersama. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَ صَا مَتْ شَهْرَهَا وَ حَفِظَتْ فَرْ جَهَا وَأَطَا عَتْ زَوْ جَهَا قِيلَ لَهَا ادْ خُلِي الْجَنَْةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِءْتِ “Jika seorang istri telah baik shalat lima waktunya, telah baik puasa (ramadhannya), telah baik dalam menjaga farjinya, telah baik ketaatannya kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: “Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu mana pun yang kau suka”.” [HR. Ahmad 1573, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohihul Jami' 660] Suamiku, jujur aku katakan, bukan aku belum pernah mendapati bantuanmu. Bukan. Bukan aku belum pernah mendapati engkau penuhi pintaku. Bukan. Namun aku bersyukur kepada Allah Ta’ala, selanjutnya kepadamu, atas semua yang telah engkau berikan sebagai kemudahan bagiku menuju ridho-Nya dan ridhomu. Aku hanya berharap menjadi istrimu yang akan menyenangkanmu di dunia juga di akhiratmu. Bantulah aku, semoga Allah memberkahi kehidupan rumah tangga kita. Dari yang mencintaimu, istrimu. ♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥ Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir
Pesan Rasulullah Shallallaahu'alaihi wa Sallam buat Kaum wanita Alhamdulillaah….. Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.Allahumma Shalli wa Salim Ala Sayyidina Muhammadin wa Ala aali Sayyidina Muhammadin fi Kulli Lam Hatin wa na Fasinn bi'adadi Kulli Ma'lu Mil Lak. `*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAmiin ya Rabbal'alamin. Berikut adalah sekelumit dari pesan-pesan Rosululloh sholollohu 'alaihi wasallam akan kaum perempuan. Semoga bermanfaat. Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya, dan hendaklah engkau sekalian melaksanakan wasiatku untuk berbuat baik kepada para wanita. Sebab mereka itu diciptakan dari tulang rusuk dan tulang rusuk yang paling bengkok ialah yang paling atas. Jika engkau meluruskannya berarti engkau mematahkannya dan jika engkau membiarkannya, ia tetap akan bengkok. Maka hendaklah kalian melaksanakan wasiatku untuk berbuat baik kepada wanita." Muttafaq Alaihi dan lafadznya ini (versi) menurut Bukhari. Menurut (versi) riwayat Muslim: "Jika engkau menikmatinya, engkau dapat kenikmatan dengannya yang bengkok, dan jika engkau meluruskannya berarti engkau mematahkannya, dan mematahkannya adalah menceraikannya." (dari Kitab Hadits Bulughul Maram min Adilatil Ahkam) Dan ingatlah, Hadits Shohih Muslim no 4621 dengan derajat mutafaq 'alaihi: Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: "Seseorang datang menghadap Rasulullah SAW dan bertanya: Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik? Rasulullah SAW. menjawab: Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah SAW. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah SAW. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah SAW. menjawab lagi: Kemudian ayahmu."(Shahih Muslim No.4621) Dan, "Ibu mertua, kedudukannya sebagai ibu (kandung)." (HR. Tirmidzi dan Ahmad) "Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan) dan sebaik-baik benda (perhiasan) adalah wanita (isteri) yang sholehah." (HR. Muslim) "Wanita dinikahi karena empat faktor, yakni karena harta kekayaannya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Hendaknya pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu." (HR.Muslim) "Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak." (HR. Abu Dawud) "Barangsiapa mengawini seorang wanita karena memandang kedudukannya maka Allah akan menambah baginya kerendahan, dan barangsiapa mengawini wanita karena memandang harta-bendanya maka Allah akan menambah baginya kemelaratan, dan barangsiapa mengawininya karena memandang keturunannya maka Allah akan menambah baginya kehinaan, tetapi barangsiapa mengawini seorang wanita karena bermaksud ingin meredam gejolak mata dan menjaga kesucian seksualnya atau ingin mendekatkan ikatan kekeluargaan maka Allah akan memberkahinya bagi isterinya dan memberkahi isterinya baginya." (HR. Bukhari) "Sebaik-baik perempuan ialah yang paling ringan mas kawinnya." (HR. Ath-Thabrani) Allah 'Azza wajalla berfirman (dalam hadits Qudsi): "Apabila Aku menginginkan untuk menggabungkan kebaikan dunia dan akhirat bagi seorang muslim maka Aku jadikan hatinya khusyuk dan lidahnya banyak berzikir. Tubuhnya sabar dalam menghadapi penderitaan dan Aku jodohkan dia dengan seorang isteri mukminah yang menyenangkannya bila ia memandangnya, dapat menjaga kehormatan dirinya, dan memelihara harta suaminya bila suaminya sedang tidak bersamanya. (HR. Ath-Thahawi) "Janganlah seorang isteri memuji-muji perempuan lain di hadapan suaminya sehingga terbayang bagi suaminya seolah-olah dia melihat perempuan itu." (HR. Bukhari) "Janganlah seorang isteri minta cerai dari suaminya tanpa alasan (sebab yang dibenarkan), niscaya dia tidak akan mencium bau surga yang baunya dapat dirasakan pada jarak tempuh empat puluh tahun." (HR. Ibnu Majah) "Seorang isteri yang ketika suaminya wafat meridhoinya maka dia (isteri itu) akan masuk surga." (HR. Al Hakim dan Tirmidzi) "Tidak sah puasa (puasa sunah) seorang wanita yang suaminya ada di rumah, kecuali dengan seijin suaminya." (Mutafaq'alaih) "Tidak dibenarkan manusia sujud kepada manusia,dan kalau dibenarkan manusia sujud kepada manusia, aku akan memerintahkan wanita sujud kepada suaminya karena besarnya jasa (hak) suami terhadap isterinya." (HR. Ahmad) "Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik dari kamu terhadap keluargaku. Orang yang memuliakan kaum wanita adalah orang yang mulia, dan orang yang menghina kaum wanita adalah orang yang tidak tahu budi." (HR. Abu 'Asaakir) "Janganlah seorang laki-laki mu'min (orang beriman) membenci isterinya yang beriman. Bila ada perangai yang tidak disukai, dia pasti ridha (senang) dengan perangainya yang lain." (HR. Muslim) "Isteri yang paling besar berkahnya ialah yang paling ringan tanggungannya.: (HR. Ahmad dan Al Hakim) "Saling berwasiatlah kalian tentang kaum perempuan dengan baik-baik. Mereka itu adalah tawanan di tanganmu. Tiada kalian bisa menguasai apa-apa dari mereka, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji (zinah), pisahkanlah diri kalian dari tempat tidur mereka atau lakukan pemukulan yang tidak membekas. Apabila mereka mentaatimu maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Kalian punya hak atas mereka dan mereka pun punya hak atas kalian. Hak kalian atas mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan tempat tidur kalian diinjak oleh orang yang tidak kalian sukai, dan hak mereka atas kalian adalah memberi sandang-pangan kepada mereka (isteri-isterimu) dengan yang baik-baik." (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi) Tak peduli nenek, ibu, anak, adik-kakak, calon istri, istri, kemenakan, saudara sepupu, teman perempuan dan lain-lain, selama mereka perempuan, mereka adalah perempuan, dengan segala keluar-biasaan baik dan buruknya, yang lelaki juga tak akan hidup nikmat tanpanya. Perempuan dan lelaki memang patut dan harus berbeda, yang justru memang dimaksudkan untuk saling melengkapi, sebagai persayaratan keseimbangan alamNya. Maka saling memahami antara keduanya, adalah jalan satu-satunya, insya Allah, agar hidup bersama dengan damai, dan mendapatkan manfaatnya, anugrah agung yang mungkin dapat saja dilupakan, padahal tersedia, dari Allah Subhanahu wa ta'aala, Pengatur dan Pemilik Alam Semesta, yang menciptakanmu dan aku. Ingatlah pula, "Perempuan adalah belahan separo (yang sama) dengan pria." (HR. Abu Dawud dan Ahmad) Namun kepada kaum perempuan, Rosululloh shololollohu 'alaihi wasallam juga berpesan, sebuah pesan penting: "Wahai kaum perempuan, aku tidak melihat dari suatu kaum (orang-orang) yang lemah akal (pemikiran) dan lemah agama lebih menghilangkan hati orang-orang yang sehat akal dan benaknya dari pada kamu (kaum perempuan). Aku telah menyaksikan neraka yang penghuninya paling banyak kaum perempuan. Maka dekatkanlah dirimu kepada Allah sedapat mungkin."(HR. Bukhari) Bagi yang telah membuat kesalahan, belajarlah darinya. Akupun juga. Amiin. "Semua anak Adam pembuat kesalahan, dan sebaik-baik pembuat kesalahan ialah mereka yang bertaubat." (HR. Addarami) "Sesungguhnya Allah menerima taubat hambaNya selama nyawa belum sampai ke tenggorokan." (HR. Ahmad) Dari Anas bin Malik rodhiallahu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam, sepanjang engkau memohon kepada-Ku dan berharap kepada-Ku akan Aku ampuni apa yang telah kamu lakukan. Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika dosa-dosamu setinggi awan di langit kemudian engkau meminta ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang membawa kesalahan sebesar dunia, kemudian engkau datang kepada-Ku tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar itu pula.” (HR. Tirmidzi, ia berkata, ”hadits ini hasan shahih.”, dari Kitab Syarah Arba'in An Nawawi) Dan dari Al Quran, Al Hujuraat ayat 13: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (teliti). ♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥ Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir ♥Sebelum Engkau Halal Bagiku♥ ♥SALAM SANTUN UKHUWAH♥ Semoga apa yang telah disampaikan ini ada manfaatnya, Bila ada salah kata mohon dimaafkan yang benar itu pasti datangnya dari Allah S.W.T dan yang salah itu datangnya dari kelemahan diri ana pula. Wallahù'alam bíshawab Wabíllahí taùfík walhídayah, Wassalamù'alaíkùm warahmatùllahí wabarakatùh.