Cinta, Takut dan Harap Dalam Ibadah
Cinta adalah rukun ibadah yang terpenting, karena cinta adalah pokok ibadah.
Makna cinta tidak terbatas hanya kepada hubungan kasih antara dua insan
semata, namun sesungguhnya makna dari cinta itu lebih luas dan dalam.
Kecintaan yang paling agung dan mulia di dalam kehidupan kita ini adalah
kecintaan kita kepada Alloh. Dimana jika seorang hamba mencintai Alloh,
maka dia akan rela untuk melakukan seluruh hal yang diperintahkan dan
menjauhi seluruh hal yang dilarang oleh yang dicintainya tersebut. Cinta
kepada Alloh juga mengharuskan membenci segala sesuatu yang dibenci
oleh Alloh. Sesungguhnya apabila ditanyakan kepada setiap muslim “Apakah anda mencintai Alloh?” maka tentu dia akan menjawab “Tentu saja”.
Namun pernyataan tanpa bukti tidaklah bermanfaat. Alloh tidak
membutuhkan pernyataan belaka, Dia menginginkan agar kita membuktikan
pernyataan kita “Aku cinta Alloh”. Oleh karena itulah, Alloh menguji setiap muslim dalam firman-Nya, “Katakanlah
(wahai muhammad): Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31). Ya, bukti
kecintaan kita kepada Alloh adalah dengan mengikuti Rasululloh dalam
segala hal. Bahkan kecintaan kita terhadap beliau harus lebih dari
kecintaan kita terhadap diri sendiri dan keluarga. Beliaulah teladan
baik dalam aqidah, ibadah, akhlak, muamalah dan sebagainya. Alloh
berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al Ahzab: 21)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar